Langsung ke konten utama

Endheva Coorporation : "Misi Mencari Ciplukan"


Endheva Super Power
Part 1 : “Misi Mencari Ciplukan”

Ini adalah sebuah kota yang bernama Kota Endheva. Masyarakat di kota ini sungguh-sungguh luar biasa. Kejadian 20 tahun silam, membuat perubahan yang signifikan dari kota ini. Pada sekitar 20 tahun yang lalu ada sebuah meteor langit yang super besar menghantam kota ini. Dan akhirnya membentuk sebuah danau beracun. Dan anehnya, orang yang tercebur ke dalamnya tidak mati melainkan akan mendapatkan sebuah kekuatan aneh, namun bagi seseorang yang tak beruntung akan mati.
Di kota ini terdapat sebuah perusahaan yan merekrut para manusia-manusia super tersebut. Perusahaan tersebut bernama Endheva Coorporation. Perusahan ini didirikan oleh pemerintah kota Endheva. Karena beliau menilai bahwa dengan adanya kejadian tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebaikan.
Endheva Coorporation sudah memiliki sekitar 40 anggota pada tahun ini. Mereka semua yang bekerja disini ditugaskan untuk tujuan yang sangat penting seperti misi rahasia.
Perusahaan ini pun merupakan perusahaan rahasia. Ak seorang pun mengetahui dimana letak perusahaan ini, kecuali lembaga pemerintahan kota Endheva itu sendiri.
Major Endheva pun jatuh sakit karena menghirup udara beracun yang ditimbulkan oleh dragon’s breathe medussa. Dia menngutus Endheva Coorporation untuk mencari penawar dari penyakit tersebut. Cerita pun dimulai dari sini.

“Hei, kalian kemari !, aku mendapatkan berita buruk, Major Endheva sedang jatuh sakit karena menghirup “Dragon’s Bretahe Medussa”. Kata seorang laki-laki berambut agak ikal dan berkumis.
“Sial !, Lady Medussa berulah lagi, kita harus bagaimana, tak seorang pun tau penawar racun penyakit Lady Medussa.” Kata Asisten orang tersebut yang bernama Ajeng.
Mereka semua berkumpul  di ruangan laborat Endheva Coorporation, dan membicarakan semua rencana untuk menemukan penawar racun “Dragon’s Breathe Medussa”. Sampai Pada akhirnya seseorang berbadan kurus tinggi namun pintar menyatakan sebuah pendapat kepada mereka semua.
“Aku punya ide !, dulu kedua kakek-nenekku sering bercerita kepadaku, bahwa ada sebuah tanaman yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Kakek dan nenekku sering menggunakan tanaman itu untuk menyembuhkanku dan orang-orang yang membutuhkan, tanaman itu bernama ciplukan.” Jelas orang itu.
“Apa kau gila !, tanaman ciplukan itu sudah musnah bertahun-tahun yang lalu seiring dengan meledaknya meteor itu dan berubah menjadi “Poisonus Lake” !” Bantah Bila sang “Ultra Girl”.
“Tidak, mungkin tanaman itu masih ada, namun kita tidak mengetahunya tanaman itu berada dimana, kita harus berusaha untuk mencari tanaman itu, karena hanya tanaman itu yang dapat menolong ‘Major Endheva’.” Kata Musta’in yang berbadan kurus dan pintar itu.
Mereka pun sejenak berpikir. Bagaimana caranya mencari tanaman itu ?, dan dimana tanaman itu berada ?. Secercah cahaya pun muncul di benak mereka semua.
”Bagaimana jika kamu dulu gum yang menyelidikinya, kamu kan Professor Nebula yang sangat jenius, pasti kamu tahu dimana letaknya !” Kata seorang gadis berjulukan ’Plant Girl’. Dan dia bernama Rosa.
”Huh...., bagaimana ya ?, baiklah akan ku usahakan. Aku akan berusaha untuk mencari sumber-sumbernya.” Kata Agum sang Professor Nebula.
Tiba-tiba saja terdengar suara gebrakan pintu yang sangat keras dari arah pojok ruang rapat. ’BRAKK !’. Semua arah pandangan mata tertuju ke arah pintu tersebut.
”Ada apa od, kenapa tiba-tiba kamu datang dengan.....” Kata seorang perempuan bernama  Vella. Sebelum ia melanjutkan pembicaraan Audi sudah memutus pembicaraan tersebut.
”Gawat !, pasukan Lady Medussa sudah menyerang pusat kota !, kita harus bersiap-siap !, manusia karet, ultra girl, sand man, dan witch ikut dengan ku !” Perintah seorang perempuan bernama Audi, dia adalah seorang komandan divisi 1 tentang pertahanan keamanan, dia disebut juga ’Manusia Elemen’.
”Baiklah, sekarang kita harus bagaimana ?” Tanya Musta’in sang ’Manusia Karet’.
”Kita harus segera kesana, Raden Ayu butuh pertolongan kita semua !, baiklah ’Professor Nebula’ dan ’Professor Ajeng’ ku serahkan pencarian Ciplukan ini kepada kalian !” Kata Audi.
Tak lama kemudian mereka berlima yaitu Audi, Bila, Kresna, dan Musta’in segera menuju ke pusat kota. Pasukan Medussa sudah menanti mereka disana. Keadaan kota waktu sudah kacau balau, terlihat banyak sekali korban berjatuhan.
”Sial, kita terlambat !” Seru Musta’in.
”Tidak ada kata terlambat untuk Pasukan Endheva !” Balas Audi.
”Aku akan menyelamatkan Raden Ayu, kalian hadapilah musuh dulu, jangan khawatirkan aku, aku sang manusia karet pasti bisa menghadapi ini.”
”Baiklah aku serahkan Ayu padamu.” Kata Bila.
Mereka semua pun memulai aksi mereka. Musta’in berusaha menyelamatkan Ayu dari kobaran api ’Hydra’ naga api Medussa. Dan Kresna ’Sand Man’ berusaha untuk menyelamatkan penduduk kota dan melindungi mereka dari para tentara tengkorak Medussa.
”Sial !, seharusnya tadi aku membawa Nina ’The Cure’ !” Kata Audi dengan nafas terengah-engah.
”Tadi dia tidak ada di ruangan rapa, mungkin dia ada urusan yang lain.” Balas Bila.
”Aku akan mencoba menghubunginya !, kau tolong handel mereka untuk semnetara, dan untuk membantumu aku akan mengirimkan pasukan naga.”
”Baiklah.”
Audi pun berusaha untuk menghubungi Nina.
”Kenapa susah sekali....!, hah nyambung !, halo nin !, cepat kau ke pusat kota kami membutuhkanmu !”
”Baiklah, aku akan segera kesana !” Balas Nina.
Audi pun turun dari puncak gedung mendatangi Bila dan membantu dia. Tak lama kemudian Nina pun datang di barengi dengan pasukan naga Audi.
”Ada apa kalian memanggilku ?” Tanyanya.
”Kau cepat bantu para korban, dan teman-teman yang lain !” Seru Bila.
”Baiklah.”
Kresna tampak kesusahan untuk menyelamatkan para penduduk dari serangan manusia-manusia tengkorak Lady Medussa. Dia berusaha sekuat tenaga untuk membantu mereka. Dia mengeluarkan jurus handalnya yaitu ’Chibaku Tensei’.
Kresna pun mengubur hidup-hidup para tentara tengkorak Lady Medussa.
”Oh ya !, dimana ketua kita Erick The Witch ?” Tanya Bila dengan posisi sedang mengisi amunisi.
”Entahlah, kita urusi urusan kita dulu !” Kata Audi sedang mengayukan pedangnya ke arah ’Hydra’.
Beberapa lama kemudian Erick pun datang dengan mengendarai sebuah Elang terbang miliknya.
”Maaf aku terlambat, dimana yang lain Kres ?” Tanya Erick Kepada Kresna.
”Audi dan Bila sedang bertarung di alun-alun kota !, kau harus bantu mereka karena mereka hanya berdua !” Seru Kresna.
”Baiklah, kalau begitu !” Kata Erick dengan berlari menggunakan ilmu ’Flashnya’.
Erick pun bergabung dengan Audi dan Bila. Kemudian ia pun berusaha membantu mereka sekuat tenaga. Erick berusaha memkul mundur pasukan tengkorak dengan ilmu sihirnya, dan akhirnya para tengkorak itu pun lenyap. Dia memindahkan para tengkorak itu ke dimensi lain, karena tengkorak itu tidak memungkinkan untuk dilawan dengan pukulan dan semacamnya, karena tengkorak itu akan terus beregenerasi.
”Terimakasih kau telah datang membantu kami !” Seru Bila.
”Kau pindahkan mereka kemana ?” Tanya Audi.
”Aku pindah kan mereka ke dimensi lain menggunakan sihir dimensi.”
”Baiklah, kita tidak ada waktu lagi, kita harus melawan para pasukan naga itu !, untuk naga yang tidak berkepala lebih dari satu jangan di serang itu adalah bala bantuan dariku !” Seru Audi.
Di dalam Laboratorium Endheva Coorporation, Professor Nebula dan Professor Ajeng sedang meneliti permasalahan ciplukan yang dicetuskan oleh Musta’in tadi.
Professor Nebula sedang surfing d internet untuk mencari sumber sumber yang ada mengenai ciplukan, sedangkan asistennya sedang membaca-baca buku yang ada. Dari arah koridor depan ruang laborat sedang berjalan sosok laki-laki bertubuh [endek dan kecil, dia adalah Hakim ’The Spy’.
”Ada apa kau kemari kim ?” Tanya professor nebula atau yang dikenal denga nama Agum.
”Aku mendapatkan sebuah informasi mengenai Lady Medussa.”
”Apa yang kau ketahui ?” Tanya Agum penasaran.
”Ini, aku menemukan sebuah buku tahunan di gudang bawah, dan disini terdapat foto Lady Medussa.” Jelas Hakim.

”Hm..., jadi dia adalah lulusan sekolah tinggi para ilmuan di kota Melna Magija.” Katanya pelan.
”Ya, setelah aku menyelidiki lebih lanjut dia merupakan teman dari salah satu pendiri Endheva Coorporation.”
”Mungkin, tapi siapa ?, ada 5 tokoh pendiri Endheva Coorporation, tugas ini ku serahkan padamu, kepalaku hampir pecah karena memikirkan dimana letak ciplukan berada sekarang ini.” Jelas Professor Nebula yang kepalanya semakin besar saja.
”Baiklah kalau begitu gum.” Kata Hakim, yang setelah itu langsung menghilang entah kemana.
”Gum, aku menemukan sesuatu, lihatlah ini.” Kata Ajeng sembari menyodorkan sebuah buku padanya.
”Di buku ini mengatakan bahwa ciplukan memang sudah punah ketika meteor itu meledak dan menyebarkan gas-gas beracun, tapi disini ada seseorang petani yan mengaku menemukan buah ciplukan yang sangat banyak di ladang pertaniannya.” Jelas Ajeng.
”Hmm..., aneh, di kotamanakah itu ?” Tanyanya.
”Sebentar....., nah di Kota Aramzeme.” Jelas Ajeng.
“Aku harus mencarinya.”
Setelah mereka berdua membaca artikel yang terdapat pada buku tersebut, Proffesor Nebula langsung mncari kebenarannya lewat komputer rancangannya.
“Aku berhasil menemukan kotanya, itu terdapat sekitar 463 km dari Kota Endheva. Panggil Brian, Ardi, Rosa, Arigi dan Irwanda. Kita butuh mereka semua untuk mencari kebenaran itu.”
”Baiklah Prof.” Sahut Professor Ajeng.
Ajeng pun segera menuju ke ruang informatika, dan memberikan sebuah pengumuman melalui pengeras suara.
”Pengumuman, Brian, Ardi, Rosa, Arigi dan Irwanda segera menju ke ruang laborat !” Katanya.
Setelah itu pun Ajeng kembali ke dalam ruang laborat. Selang beberapa menit kemudian mereka ber-5 pun datang.
”Ada apa Professor memanggil kami kemari ?” Tanya Ardi manusia ninja.
”Kami butuh kalian untuk menyelidiki tentang kebenaran adanya ciplukan di Kota Aramzeme, kota itu di penuhi para penjahat dan mafia-mafia yang sanga kejam, jadi aku butuh kalian ber-5 untuk menyelidiki ini, tapi kalian harus berhati-hati di sana terdapat bos mafia bernama Master Don, dia memiliki kekuatan yang sangat hebat.”
”Dimana letak kota itu ?” Tanya Irwanda ’Manusia Super’.
”Kota itu terletak sekitar 463 km dari arah barat Kota Endheva, kalian sanggup menjalaninya ?” Tanya Agum.
”Insyaallah kita pasti sanggup.” Jawab Mereka dengan kompaknya.
Sebelum Mereka pergi meninggalkan ruangan Professor Ajeng memanggil mereka ber-5.
”Tunggu !” Teriak Professor Ajeng kepada mereka berlima.
”Ada apa ?” Kata Brian.
”Kalian akan butuh ini, ini untuk komunikasi kalian dengan Agum.” Katanya dengan menyodorkan 5 buah earphone kepada mereka ber-5.
”Baiklah kalau begitu terimakasih.” Balas Brian.
Di Pusat Kota susana semakin tidak karuan. Para ’Hydra’ semakin menguasai pusat kota.
”Astaga, aku sudah kehabisan tenaga !” Kata Bila terengah-engah.
”Bil, kita pasti bisa, pasukan Endheva tidak boleh menyerah begitu saja !” Teriakku padanya.
”Hei kalian !. bagaimana !” Kata Kresna dengan mengambil 1000 langkahnya.
”Bagaimana dengan penduduk kota ?, kita semua baik-baik saja.” Mereka berhasil ku selamatkan.
Tiba-tiba saja Whuzzz ...., sesuatu terbang di atas mereka dan itu adalah seekor ’Hydra’, ekornya pun mengenai bila dan ia pun jatuh pingsan.
”Kres ku serah kan Bila padamu !, lindungi dia dengan ’Hogo Suna’ mu !, aku akan mengahiri mereka semua !” Kata Audi dengan lantang.
Kemudian Audi menancapkan pedang pusakanya di atas tanah dan ia pun menggunakan jurus penggbungan elemen dan aura pedang yang ia miliki.
”Aku harus mengumpulkan semua tenagaku dan berkonsentrasi akan ini.” Katanya dalam hati.
Tak lama kemudian sebuah lingkaran biru mengelilingi Audi dan terbentuklah sebuah pusaran angin, api, air, dan tanah. Dan ia pun meneriakkan sebuah kata dari mulutnya.
”Hiyyahh !!!, ASSMENS ELEMENTS !!!” Teriaknya.
Ia pun berusaha untuk menekan kekutannya keluar. Sebuah cahaya pun memancar sampai menembus langit. Dan lingkaran biru itu pun melebar sejauh mungkin dan mengenai semua musuh Lady Medussa, dan mereka pun akhirnya musnah sudah.
Audi pun akhirnya kehabisan tenaga dan terjatuh pingsan sementara.
Sedangkan Musta’in masih mencari cara untuk menyelamatkan Ayu dari lingkaran api yang menyekapnya. Kekuatan air yang dimiliki Ayu pun tak kuasa untuk memadamkan api yang ada.
Akhirnya Musta’in menggunakan kekuatannya untuk menyelamatkan Ayu. Dia pun memanjangkan tangannya dan menggambil Ayu dari sana, ia segera membawa dan meletakkannya di atas tanah dan kemudian berjalan menemui Erick dkk.
”Bagaimana keadaan mu yu ?” Tanya Musta’in.
”Aku baik-baik saja, terimakasih sudah menyelamatkanku !”
”Hey kalian semua !” Teriak Nina dari kejauhan.
”Apa kalian baik-baik saja ?”
Mata mereka semua tertuju pada Audi yang tergeletak lemah di smping bangunan yang sudah tak berbentuk.
”Kamu sudah sadar bil ?” Tanya Kresna.
Bila pun telah menyadarkan diri. Kemudian Nina berusaha untuk menyembuhkan Audi dengan kekuatan penyembuhannya. Beberapa saat kemudian Audi menyadarkan diri.
“Kau tidak apa-apa di ?” Tanya Nina.
”Nggak, aku baik-baik saja, terimakasih.”
”Ya sama-sama.”
Sesampainya di Endheva Coorporation  Keadaan Audi semakin memburuk. Dan ia pun mengeluarkan darah dari mulutnya. Setelah itu ia segera di larikan ke ruang medis Endheva Coorporation.
1 jam kemudian ia menyadarkan diri dari tidurnya.
”Od ?, kamu nggak apa-apa kan ?” Tanya seseorang gadis berambut sebahu dan orang itu bernama Sasmita.
”Aku dimana ?”
”Kamu di ruang medis, tadi pasukan komandan devisi 5 kesehatan yang menolongmu termasuk Sasmita.” Jelas Vella sang ’Storm Girl’.
”Oh, terimakasih ya sas, !”
Di Laboratorium Professor Nebula dan Proffesor Ajeng sedang melakukan risetnya tentang buah Ciplukan. Tak lama kemudian  datanglah anak buah professor Nebula yang bernama Rifki ’Elektro’. Dia membantu Professor Nebula untuk menjalankan tugasnya. Rifki sedang memantau perkembangan Ardi dkk.
”Bagaimana keadaan kalian disana ?” Tanya Rifki melalui earphone yang sudah terhubung di komputer laborat.
”Kami masih mencari letak Ciplukan itu.” Balas Ardi sang ketua kelompok tersebut.
”Baiklah sebentar lagi aku akan mengirimkan datanya.”
”Proffesor bisakah kau mengirimkan datanya ke alat pelacak yang di bawa Ardi ?”
”Baiklah, oh ya tolong hubungkan sambungan earphone itu ke speaker komputer, agar aku bisa mendengar suara mereka.” Jelas Proffesor.
”Baiklah.”
”Di, aku sudah mengirimkan datanya padamu.” Kata Rifki kepada Ardi melalui earphone.
Kini mereka pun berusaha untuk mencari kebenaran tentang Buah Ciplukan tersebut. Mereka ber-5 berusaha untuk mencarinya dengan dibantu alat pelacak.
”Hah, aku sudah menemukannya !” Teriak Rosa.
”Alat pendeteksi ini menuju ke arah utara !, kita jalan kesana.” Kata Rosa kembali.
”Tunggu, disana ada kelompok mafia yang di maksud Agum !” Kata Irwanda smbil menarik baju belakang Rosa.
”Kita sebaiknya sembunyi dulu disini.” Jelas Irwanda.
”Bagaimana kau tahu itu adalah mafianya ?” Tanya Arigi.
”Tanda di belakang lehernya.”
Beberapa menit kemudian mafia itu pergi. Dan mereka pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju tempat tersebut.
Sesampainya di tujuan mereka di kejutkan dengan sebuah bangunan klasik eropa kuno dengan banyak sekali relief-relief kuno di dindingnya.
”Tempat apa ini ?” Tanya Arigi.
“Aku akan menanyakannya kepada Agum. Gum, kau bisa beritahu kmi tempat apa ini ?” Kata Ardi padanya.
“Sebentar, aku akan melihat dimana lokasi kalian berada dahulu, oh bangunan yang di depan kalian itu ?”
“Ya.”
“Bahaya !, kalian harus sembunyi dahulu !, itu adalah markas besar para mafia itu !, akan sanga bahaya sekali bila kalian bertemu dengan bos mafia yang bernama Master Don !”
“Tapi, alat ini menunjukan jika lokasi ciplukan itu ada di sini !” Kata Ardi.
”Ya, memang ciplukan itu berada di dalamnya, aku sudah meyelidiki kebenaran yang ada, kalian harus masuk kedalamnya, cipukan itu berada di kebun !, tapi jika kalian ingin masuk, aku sarankan untuk masuk dalam keadaan yang tak terlihat oleh musuh, sekali saja kau terlihat akan sangat berbahaya sekali.” Jelas Agum.
”Baiklah kalau begitu, kami akan berusaha.”
Setelah itu mereka pun memikirkan sebuah rencana untuk bisa masuk ke dalam. Jika dipikir-pikir mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah pada waktu siang hari, akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu malam tiba.
Tepat pukul 7 malam mereka ber-5 pun memulai aksinya. Mereka memilih untuk melewati atap, dan saluran-saluran ventilasi udara.

Kemudian mereka pun akhirnya bisa masuk dengan mudahnya melalui saluran ventilasi udara. Dan kini adalah bagian tersusah yang harus mereka hadapi. Mereka tidak mungkin untuk melanjutkan misi bersama, karena jika mereka tetap melakukan itu akan membahayakan nyawa mereka masing-masing.
”Kita harus berpencar sampai disini.” Jelas Ardi.
Mereka pun berpecar. Dan mereka pun meminta bantuan kepada Agum dan Rifki untuk mengarahkan mereka. Untuk kali ini misi berhasil dilaksanakan dengan mudah, tapi beberapa menit kemudian alaram berbunyi dengan kerasnya.
“Sial !, ada apa ini ?, jangan-jangan........” Kata Brian. Sebelum Brian melanjutkan pembicaraannya, pasukan mafia penjaga sudah datang dan membuat tegang suasana.
Ternyata suara alaram itu disebabkan karena kecerobohan Rosa dan Arigi. Mereka tanpa sengaja terlihat kamera, mau tidak mau mereka harus melawan para mafia itu.
”Kau pergi duluan saja ke tempat Ciplukan itu ros !, biar aku yang mengatasi masalah disini !” Jelas Arigi.
Tanpa pikir panjang Rosa pun segera pergi dari tempat Arigi berada dan langsung pergi ke lokasi Ciplukan itu. Selang waktu 10 menit ia berlari meninggalkan Arigi, ia di hadang oleh 6 kelompok mafia itu. Mau tidak mau ia harus melawannya.
”Brian, ini Rosa, kau harus cepat ke lokasi, aku mendapat sediki masalah disini.”
”Baiklah.”
Rosa pun segera mengeluarkan sulur tanamannya untuk melawan para mafia itu. Ia menumbuhkan tanaman beracun untuk membantunya menghadapi para mafia itu, salah satu mafia itu berhasil masuk ke dalam mulut bunga besar beracun milik Rosa.
Setelah mendapat berita tersebut Brian segera menuju ke lokasi. Baru saja Brian melangkah tiba-tiba saja seseorang jatuh dari atas saluran ventilasi, dia adalah Irwanda. Tanpa pikir panjang Irwanda pun menyuruh Brian untuk melanjutkan pencarian.
Di penghujung koridor ruangan ia bertemu Ardi. Mereka pun segera berlari menuju ke kebun bersama. Masalah mereka tidak terhenti sampai di situ saja. Di kebun mereka berdua bertemu dengan Master Don. Terpaksa mereka harus menghadapi Master Don berdua.
Tidak hanya suasana di Aramzeme yang memanas, tetapi di Kota Endheva pun suasana kembali memanas. Kini, Medussa mengirim  ratusan pasukan tengkorak untuk menyerang pusat kota dan beberapa daerah di Endheva.
”Astaga, ada apa ini !, padahal kita baru saja selesai perang melawan Lady Medussa tadi, apa yang harus kita lakukan !, komandan divisi 1 tidak bisa memimpin peperangan.” Kata Vella ’Storm Girl’ khawatir.
”Tenang saja !, kita bisa menyuruh Wakil komandan divisi 1 ’Danang The Fast Learner’ . Panggil Danang kemari !” Printah Ketua Endheva Coorporation.
”Ada apa ketua memanggilku kemari ?” Tanya Danang.
”Kali ini kau yang memimpin peperangan, karena kondisi Audi tidak memungkinkan untuk bertarung, sedangkan komandan divisi 2 keamanan Endheca Coorporation sedang melaksanakan misi.”
”Baiklah.”
Kini Danang menuju ke lapangan dan memanggil semua pasukan dan membagi tugas pasukan tersebut.
”Vella, aku, Nina, Cahyo, dan Pupus akan menghandel masalah di pusat kota. Sedangkan Fikri, Ilma, Ima, Nanang, akan menghandel daerah yang kusebut tadi !, sekarang laksanakan tugas masing-masing !”
”SIAP !!!” Kata mereka serentak.
Di pusat kota suasana makin memanas saja, kota yang awalnya sudah di porak porandakan, menjadi tambah hancur dan hancur.
”Aku akan membuat badai disini, agar kita mudah untuk menyerang pasukan tengkorak.” Kata Vella.
”Baiklah terserah kau saja !” Kata Danang.
Vella pun berusaha untuk membuat badai. Dan ia pun berhasil. Kini tinggal menyerang mereka dengan petir yang menyambar. Kata Vella dalam hati.
Kembali ke dalam Misi Mencari Ciplukan di Kota Aramzeme. Brian dan Ardi masih berusaha untuk menaklukan Master Don. Master Don mencoba untuk mengalahkan Brian dan Ardi dengan mengubah dirinya menjadi naga api raksasa dan untuk memudahkan penyerangannya ia menambahkan pasukan-pasukan mafiannya.
“Brian, kau urus masalah Don !, aku akan urus mereka !”
”Baiklah !”
Brian pun menghela nafas sesaat. Dan berpikir untuk mengalahkan Master Don. Api dilawan dengan api !. Itu adalah kata-kata yang muncul di benak Brian. Ia mencoba untuk menendang kepala monster itudengan tendangan apinya. Dan menembakkan Fire Blastnnya ke arah monster kejam itu. Dan api itu berhasil mengenai kepala monter itu.
Disisi lain, Arigi dan Rosa sudah berhasil mengalahkan para mafia itu dan langsung berlari menuju lokasi itu. Di penghujung sebuah ruangan yang sudah dalam keadaan berantakan itu terdapat sebuah jalan buntu, karena jalanan itu terhalang oleh sebuah balok besi baja yang besar.
Tanpa pikir panjang Arigi langsung memukul balok besi baja tersebut dan balok itu langsung hancur seketika dengan satu pukulan yang dilontarkan Arigi.
”Di, kamu ini dimana ?” Tanya Rosa melalui earphone.
“Aku sudah ada di lokasi, jika kau sudah selesai cepatlah kemari kami butuh bantuanmu !” Kata Ardi dengan menghunuskan pedang samurainya ke perut mafia itu.
Di dalam kebun tersebut, banyak sekali darah berceceran. Ardi sudah mulai keleahan begitupun juga Brian. Tapi mereka akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan.
15 menit sudah mereka berdua bertarung dengan Master Don dan bala tentara mafianya. Brian memutuskan untuk menggabungkan kekuatannya dengan Ardi. Dan berharap dengan ini semua bisa selesai.
”HAHAHAHAHA !, APA YANG AKAN KALIAN LAKUKAN ?, TIDAK AKAN ADA YANG BISA KLIAN LAKUKAN !”
”KALIAN AKAN MATI-MATI DAN MATI !, HAHAHAHAH !” Kata Master Don.
”Kau siap di ?” Tanya Brian.
”Baiklah, aku siap.”
Mereka berdua pun berkonsentrasi dan berkonsentrasi. Mereka memusatkan pikiran mereka pada satu tujuan yang sama. 2 pikiran untuk satu tujuan. Mereka pun meneriakkan kata.
”MELNAIS CAURUMS !” Teriak mereka bersama.
Seketika itu juga muncullah sebuah lubang hitam yang besar dan menarik tubuh monster itu ke dalam lubang hitam. Brian dan Ardi berusaha untuk bertahan agar tidak tertarik masuk ke dalam lubang hitam tersebut, Ardi menancapkan pedangnya ke tanah, begitu pun dengan Brian.
Setelah 10 menit mereka bertahan dari gaya tarik yang dihasilkan oleh lubang hitam tersebut, lubang itu menghilang dengan sendirinya begitupun dengan Master Don. Ia telah menghilang dan hancur bersamaan dengan menutupnya lubang hitam. Suasana pun menjadi tenang. Mereka berdua berusaha untuk bangkit dari atas tanah, dan mereka pun menghela nafas mereka sebentar.
”Fiyuh...., sungguh pertarungan yang sangat menguras tenaga.” Kata Brian Lemas.
”Ya kau benar !, ngomong-ngomong dimana yang lain ?”
Tak lama kemudian terdengarlah suara teriakan Rosa dari arah kejauhan.
”Woiiii, kalian tidak apa-apa ?” Teriak Rosa sambil berlari.
Rosa dan Arigi pun berhenti sejenak di hadapan mereka ber-2 dan mulai untuk mengatur nafas mereka.
”Hah....huh....hah...huh, haduh capek sekali !, tapi kalian ini nggak apa-apa kan ?” Tanya Rosa kepada mereka.
”Nggak, kami nggak apa-apa.” Jelas Ardi dengan wajah yang tampak lesu.
”Ngomong-ngomong dimana Irwanda ?” Tanya Ardi.
Beberapa saat setelah Ardi berbicara, Irwanda jatuh dari langit, dan.....BUMMM....BOOMM...GUBRAK !. Jtuhnya Irwanda dari langit membuat lubang sebesar kolam renang yang dalam.
”Astaga !, Irwanda !, sini aku bantu !” Kata Arigi.
”Terimakasih.” Kata Irwanda sembari keluar dari dalam lubang.
”Hmm...., ngomong-ngomong dimana buahnya ?” Kata Rosa.
”Entahlah aku juga tidak menjumpai ada buah ciplukan disini.” Balas Irwanda.
”Tunggu, setelah ku pikir-pikir aku tahu dimana letak sebenarnya buah ciplukan tersebut.” Kata Brian.
”Dimana ?” Tanya Arigi.
”Jika kau perhatikan dari segi nama kota ini adalah kota yang bernama Kota Aramzeme, dan itu adalah nama yang di ambil dari bahasa latin, dan memiliki arti yaitu kota yang bertanah subur, kau ingat Agum pernah berkata jika tanaman apapun yang ditanam disini pasti akan tumbuh dengan subur.”
”Lalu apa hubungannya dengan ini ?” Tanya Ardi.
”Begini, jika aku perhatikan dari awal kita masuk ke kota ini, kota ini mempunyai suatu keanehan tersendiri, aku tidak banyak menemukan rumah penduduk disini, dan anehnya aku hanya melihat beberapa pohon besar saja disini, dan aku tidak pernah melihat adanya tanaman-tanaman kecil disini, dan yang anehnya lagi ketika aku dan Ardi sedang bertarung aku merasa melihat ada beberapa atap rumah yang terpendam di bawah tanah, dan mungkin saja buah itu ada di dalam sini.”
”Apa mungkin ?” Tanya Rosa.
”Mungkin saja, coba akau hentakan kaki mu disini, oh tidak usah, coba saja kau lihat lubang yang ada di tanah yang dibuat oleh Irwanda tadi.”
Kemudian mereka semua melihat ke arah lubang yang besar tersebut. Dan akhirnya mereka pun menemukan sebuah keanehan yang luar biasa, disitu terdapat sebuat puing-puing bangunan yang masih tampak baru, dan terdapat beberapa tanaman liar yang sudah rusak karena tertimpa oleh tubuh Irwanda.
”Astaga kau benar yan !”
”Dan sekarang kalian coba lihat ke arah alat pelacak kalian masing-masing !, alat pelacak itu menunjukkan disini kan, namun kita belum melihat adanya buah ciplukan tersebut, sekarang kita coba untuk menghancurkan tanah ini.”
”Kita ?, kita tidak bisa melakukannya kecuali Irwanda dan Arigi.” Jelas Ardi.
”Baiklah kalau begitu kau saja yang melakukannya Irwanda.”
Setelah itu Irwanda melakukan apa yang di perintahkan oleh Brian. Dan hasilya adalah wow !, mereka menemukan sebuah keajaiban, memang, dibawah tanah tersebut terdapat kehidupan yang aneh. Banyak sekali terdapat rumah-rumah yang berbentuk jamur raksasa dan dihuni oleh para Bangsa Elf.
”Astaga !, keren !” Gumam Rosa.
”Sudahlah kita tidak ada waktu untuk itu, kita harus mencari ciplukan !” Teriak Ardi.
”Aku menemukannya !” Teriak Irwanda.
Mereka pun pergi berbondong-bondong ke arah adanya ciplukan itu. Mereka pun segera menggambil beberapa ciplukan yang dibutuhkan, mereka mengambil 1 kantong penuh ciplukan. Dan kini misi yang mereka laksanakan telah selesai, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke Kota Endheva dengan perasaan gembira dan bangga.
Di pusat kota, susana menjadi tegang. Pasukan tengkorak tak ada henti-hentinya menyerbu pasukan Endheva Coorporation. Di tempat lain Group Nanang dkk merasa kualahan menghadapi pasukan melata Medussa. Tanpa pikir panjang Nanang langsung mengeluarkan jurus handalannya. Yaitu jurus gas beracun yang sangat mematikan. Ternyata jurus itu berhasil mengalahkan para pasukan melata tersebut.
Sasmita berusaha untuk menyelamatkan Fikri yang hampir termakan oleh reptil komodo raksasa. Ia pun merubah dirinya menjadi sebuah hewan alien raksasa dan melawan komodo tersebut. Fikri pun terselamatkan.
Setelah berjam-jam mereka bergelut dengan kematian yang menghadang, para musuh pun berhasil di pukul mundur oleh mereka berlima. Nanang, Sasmita, Fikri, Ilma dan Ima memutuskan untuk menggabungkan kekuatan mereka. Karena itu merupakan jalan satu-satunya untuk memukul mundur para musuh.
Tak lama setelah itu, musuh pun berhasil dikalahkan. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang.
”Huh, akhirnya selesai juga !” Kata Ilma sembari menghela nafasnya.
”Ya, ini adalah pertarungan yang melelahkan.” Sahut Ima.
”Kau benar, aku mungkin akan beristirahat lama setelah ini.” Kata Nanang menambahi.
Mereka berlima pun kembali ke kota dengan menggunakan kendaran terbang milik Sasmita.
Di pusat kota, pasukan kota berhasil dipukul mundur oleh Danang dkk. Nina berusaha untuk menyelamatkan korban-korban yang terluka. Sedangkan Pupus, berusaha untuk menggunakan jurus ”Freeze”nya untuk membekukan para tengkorak.
”Hah, rasakan ini tenkorak-tengkorak jelek !” Teriak Pupus dengan mengeluarkan jurus Freezenya.
Setelah Pupus mendinginkan para tengkorak, Danang pun segera membantai habis tengkorak-tengkorak itu. Berjam-jam sudah mereka bergelut dengan bala tentara Lady Medussa. Dan akhirnya tengkorak-tengkorak itu pun berhasil dipukul mundur oleh kekuatan badai besa milik ”Storm Girl”.
”Astaga, aku berhasil !, hahahaha !” Teriak Vella dengan senangnya.
”Ya, akhirnya kau berhasil, tidak hanya kau, tapi kita juga berhasil !” Kata Danang tersenyum lebar.
”Hahaha..., tak menyagka kita bisa mengalahkan mereka, ya ?” Kata Nina dengan bangga.
”Oh ya nin, keadaan para korban gimana ?” Tanya Pupus.
”Oh, mereka baik-baik saja.”
Beberapa saat setelah mereka mengobrol, terciumlah suatu bau yang tak sedap menusu hidung mereka.
”Bau apa ini ?” Kata Danang sembari mengendus-endus asal bau itu.
”Ya, ini bau apa, humh, baunya sangat tidak enak sekali.” Balas Pupus.
Cahyo, yang sedang berdiri di belakang Nina dan Vella, tersenyum-senyum sendiri, seolah ada sesuatu yang lucu baginya.
”Kau kenapa yo ?, kok ketawa-ketawa sendiri ?” Tanya Vella.
”Hehehe....hehhe, nggak ada apa-apa kok !”
”Wah, aku tahu ini bau kentut khasnya Cahyo !, wah sial sekali kau ini yo !” Kata Danang sambil memukul pantat Cahyo.
”Aw..., sakit tau !, yah maklum lah, aku kan kalau sudah kecapekan suka begini, hehehehe.” Jelas Cahyo sembari mengusap-usap pantatnya yang dipukul Danang tadi.
Mereka ber-5 memutuskan untuk kembali ke Endheva Coorporation. Grombolan Ardi dkk sudah datang, dan membawa sekantung ciplukan penuh, begitu pun dengan grombolan Fikri dkk, yang datang dari kota seberang.
”Bagaimana keadaan kalian semua ?” Kata Erick sambil berjalan mendekati mereka.
”Kami semua baik-baik saja.” Balas Ardi.
”Ya, kelompokku pun juga begitu.” Jawab Nanang.
”Hai kalian semua !!!, wah kalian sudah berhasil menemukan ciplukannya ya, bagus....bagus....!” Kata Kingkin ”Invincible Girl” dengan terawa lebar.
”Bagus, bagus bagaimana ?, kami semua sudah kelelahan, sedangkan kamu tidak menjalankan misi apa-apa, weeekk !!!” Ejek Brian.
”Yah..., gini-ginikan aku juga ikut menjaga keamanan Kota Endheva !” Balas Kingkin.
”Hey, kalian ini sudahlah !, sekarang kita bawa ciplukan ini ke laboratorium untuk segera diolah oleh Prof. Nebulla.” Kata Erick.
”Oh ya, biar Ardi dan Brian saja yang menyerahkan ciplukan itu ke Prof. Nebulla, kalian semua istirahat saja.” Tambah Erick.
”Oke rick !” Sahut Rosa.
Brian dan Ardi segera menuju ke laboratorium untuk menyerahkan ciplukan yang mereka dapatkan.
“Bagaimana, kalian sudah mendapatkan ciplukannya ?” Tanya Professor Nebulla.
”Tentu saja !, kita kan pasukan Endheva, pasti bisa menghadapi segala rintangan yang ada !, hahahahha !” Kata Brian sambil menyerahkan ciplukan itu kepada Prof. Nebulla.
”Baiklah, sekarang apa lagi yang harus kita lakukan Prof. ?” Tanya Ardi.
”Tidak ada, sekarang kalian hanya tinggal menunggu hasil olahan ciplukan ini, yang nantinya akan diserahkan kepada Mayor Endheva.” Jelas Agum.
”Baiklah kalau begitu, tapi kapan hasilnya akan jadi ?”
”Tunggu sampai jam 9 malam nanti.”
“Baiklah Prof. !” Sahut Ardi dan Brian.
Malam pun datang, kini waktu sudah menunjukkan pukul 8 tepat. Tinggal 1 jam lagi formula itu jadi. Vella, Sasmita dan Nina pergi menuju ruang medis, untuk melihat keadaan Audi, dan para korban.
“Od, gimana keadaan mu ?” Tanya Sasmita.
”Aku sudah agak baikan kok !, ini semua berkat bantuan kalian semua.”
”Tidak juga, kau ini bisa bertahan, karena kau ingin bertahan.” Balas Nina.
”Ya, itu benar !” Tambah Vella.
”Sebentar, aku harus memulihkan keadaanmu lagi.” Kata Nina.
”Ya, silahkan.”
Nina pun meletakkan kedua telapak tangannya di atas dada dan perut Audi. Seketika itu muncullah sebuah Aura berwarna hijau dari tangan Nina. Itu adalah sebuah aura medis dari Nina. 10 Menit berlalu, Nina mengangkat kedua telapaknya dan berkata.
”Pemulihanmu sangat cepat, besok kau sudah bisa beraktifitas seperti biasa.” Jelas Nina.
”Terimakasih Nin. !”
”Ya, sama-sama, oh ya aku harus pergi melihat para korban yang lainnya.”
”Eh aku ikut !” Sahut Sasmita.
”Aku juga !”
ccc
Tepat pukul 9 malam, semua anggota Endheva Coorporation berkumpul di aula untuk membicarakan tentang ramuan ciplukan itu.
”Bagaimana gum ?, apa sudah selesai ?” Tanya Erick.
“Sudah, ramuan ini sudah siap untuk diberikan kepada Mayor Endheva.” Jelas Professor Nebulla.
“Baiklah kalau begitu, kita harus pergi ke tempat Mayor Endheva sekarang.” Kata Erick.
“Jangan, itu bukan ide yang baik, lebih baik hanya beberapa dari kita saja yang kesana, jika kita kesana beramai-ramai seperti ini akan sangat berbahaya.” Jelas Ira “Manusia Tanah”.
“Kenapa ?”
“Karena, itu sama saja dengan memancing kedatangan Lady Medussa !” Jelas Ira.
”Hmmm.., jadi begitu, ya aku akan menunjuk perwakilan saja, baiklah aku menunjuk Rosa, Irwanda, Danang, kau, dan Amran. Kalian segera bersiap-siap.” Jelas ketua Endheva Coorporation.
Mereka ber-5 pun akhirnya berangkat ke kediaman Mayor Endheva. Sesampainya disana, keadaan Mayor Endheva sudah semakin parah. Wajahnya semakin pucat, bahkan tangan dan kakinya sudah menjadi seperti ekor ular. *ASTAGA penyakit apa itu ?*. Rosa tak kuasa melihatnya ia pun menyuruh yang lainnya masuk kecuali dirinya.
”Siapa disana ?” Jawab seorang wanita paryh baya tersebut.
”Ini kami, orang-orang dari Endheva Coorporation.” Jelas Irwanda.
“Oh, silahkan masuk, uhuk.” Jawabnya.
Mereka ber-4 pun masuk kecuali Rosa yang memilih untuk menunggu di luar kamar.
“Bagaimana ?, apa kalian sudah mendapat obat penawarnya ?” Tanya anak perempuan Mayor Endheva.
“Sudah, kami sudah berhasil mendapatkannya, ini dia.” Kata Danang sambil menyerahkan obat penawar tersebut.
”Bu, sekarang ibu minum obat penawar ini ya.” Kata anak Mayor Endheva sambil menegakkan duduk ibunya.
”Gluk...glukk...glukk...” Mayor Endheva pun meneguk minumannya sampai habis.
Tak lama kemudian efek obat tersebut pun muncul. Tiba-tiba saja keluarlah sebuah cahaya emas gemilau yang menyilaukan mata. Tangan dan kaki Mayor Endheva kembali seperti semula. Bintik-bintik hijau di tubuhnya pun juga sudah mulai menghilang. Ia pun tersembuhkan berkat bantuan para anggota Endheva Coorporation.
”Astaga, aku sembuh, terimakasih anak-anak, kalian sudah menolongku dari penderitaan ini.” Kata Mayor Endheva.
”Sama-sama, baiklah kalau begitu, kami harus segera pergi.” Kata Amran.
Sebelum mereka melangkahkan kaki mereka keluar kamar, Mayor Endheva memanggil mereka.
”Tunggu !, besok pagi kalian datanglah di pusat kota, aku akan memberikan kejutan pada kalian semua !” Kata Mayor Endheva.
”Baiklah.” Kata Amran sambil menoleh kebelakang.
Setelah itu mereka pun kembali ke markas. Dan memberitahu semua apa yang terjadi kepada teman-teman. Dan Danang pun memberi pengumuman melalui speakerphone jika besok pagi semua anggota Endheva Coorporation berkumpul di pust kota pukul 8 pagi.
“Hmm, kira-kira ada apa ya ?” Tanya Ima kepada Ilma.
“Entahlah, kita lihat saja besok.”
Mereka semua pun segera menuju ke dalam kmar mereka masing-masing. Malam berlalu dengan cepatnya. Tiba-tiba saja waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 suara lonceng Endheva Coorporation berbunyi begitu kerasnya. Semua anggota pun bangun dan mempersiapkan diri.
”Hoah...., cuaca yang cerah sekali pagi ini, ya kan ?” Kata Audi Kepada Nina.
”Ya, kau benar juga, rasanya segar sekali mandi di pagi hari.”
”Hahaha, ya benar, sungguh nyaman dan segar, hah..” Balas Audi.
“Ayo kita segera menuju ke lapangan !” Seru Nina.
”Oke !”
Mereka berdua pun menuju ke lapangan, disusul dengan Vella, Arigi, Sasmita, Bila dan Kingkin.
”Baiklah sekarang kita menuju ke pusat kota !” Seru Erick melalui megaphone.
Mereka pun pergi berbondong-bondong ke pusat kota. Sesampainya di pusat kota, suasana pun sangat-sangat ramai. Mungkin mereka merayakan keberhasilan mereka dalam mengalahkan pasuka Lady Medussa dan kesembuhan Mayor Endheva. Tak lama kemudian Mayor Endheva pun naik ke atas panggung dan menyampaikan orasinya secara singkat.
”Baiklah, aku sangat-sangat bersyukur sekali dapat bertemu dengan kalian, rakyat Endheva, aku senang sekali akhirnya aku bisa berdiri tegak di atas panggung ini, aku ingin menyampaikan bahwa, kesembuhanku selain dari berkah tuhan, juga berkat para Pejuang Endheva yang dengan gigih menyelamatkan Kota Endheva dan menyelamatkanku dari penyakit berbahay ini. Dan aku pun juga berharap, kota kita bisa terhindar dari amukan Lady Medussa yang kejam. HIDUP ENDHEVA.....HIDUP ENDHEVA !!!, sebelumnya aku ingin memberi penghargaan kepada para Pejuang Endheva yang sangat berani ini.”
”Terimakasih untuk kalian semua, kalian sudah menyelamatkan kami dari marabahaya yang ada, dan kalian sudah menyelamatkanku dari penyakit mematikan Lady Medussa. Aku ucapkan selamat untuk kalian semua !, HIDUP ENDHEVA.....HIDUP ENDHEVA....!!!” Kata Mayor Endheva dengan semangat.
Kata-kata dari Mayor Endheva diiringi dengan tepuk-tepuk tangan dan senyuman wajah yang bahagia dari Rakyat Endheva. Seketika itu juga suasana kota menjadi riuh dan ramai dan diiringi dengan tangisan-tangisan bahagia dari Rakyat Endheva.
























 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Papua ??? Yes, We Have Batik

Papua ??? Yes, We Have Batik by : Huwaida Najla Alaudina Hi guys, you met me again here, and of course with a lot more to know with me. Now, I would like to tell you about an interesting story about Papua. Well, you know about Papua, don’t you?. I believe all of you will nod your head, right ?. Ok, just to remind you. Papua is the largest province of Indonesia,  located in the center of the Papua island or the eastern part of West New Guinea (Irian Jaya). Eemmh… don’t you know that actually Papua has so many cultures ?. And one of them is Batik. Moreover, UNESCO has even declared Batik as an object of cultural heritage produced by Indonesia. So,  batik is not only  from Java island but also from the rest of Indonesia. We can find various kinds of Batik. Even Papua itself also has Batik as its cultural heritage. So, what is so distinctive of Papua’s Batik and that of  other ethnical batik ?. Ok, here I’ll tell you. It is clear enough that Papua’s Batik has different char

"Behind The Mirror" Chapter 5

aaa ”Em...Ica, Lia, aku ingin bicara sebentar pada kalian berdua.” Kata Aline tiba-tiba pada mereka berdua. ”Hn...katakan saja, nyam..nyam...” Balas Ica sembari mengunyah makanannya. ”A..., kau tahu entah kenapa akhir-akhir ini ada serentetan kejadian aneh yang menimpaku. Seperti....” Katanya terpotong oleh Lia. ”Seperti apa ?” Sahut Lia menerobos kalimat-kalimat Aline. ”Seperti, aku bermimpi tentang sesuatu yang sangat aneh sekali, dan dimimpiku aku bisa mengeluarkan api dari tubuhku. Dan keesokan harinya aku bisa mengeluarkan api itu, dan kau tahu kejadian 2 hari yang lalu ketika aku ada di lab kimia ?” ”Ya..., aku ingat tiba-tiba kertas yang ada di tanganmu terbakar kan? dan kupikir itu adalah sebuah kecelakaan biasa karena adanya reaksi kimia dari spiritus dan alkohol.” Kata Ica menambahkan. ”Eh, tunggu tapi bukankah pada saat itu, posisi Aline tidak berada di meja percobaan ?, diakan berada di meja di depan meja percobaan, dan dia sedang menulis, kan ?” Kata Lia b

Sebuah Kehidupan di Kolong Jembatan

Sebuah Kehidupan Di Kolong Jembatan By : Huwaida Najla Alaudina  Apakah kalian tahu bahwa sesungguhnya dunia ini begitu kejam, dan apakah kalian tahu bahwa disektar kalian masih banyak sesorang yang kelaparan dan sakit-sakitan. Mungkin kalian masih berpikir, bahwa dunia itu kini sudah tidak ada. Dan ya, memang seharusnya dunia yang seperti itu memang tidak ada. Tapi tidak bagi segelintir orang yang hanya memikirkan harta dan kekayaan dan tidak peduli dengan orang-orang disekitar. Kurasa itu sungguh amat sangat kejam. Aku ingin kalian tahu bahwa aku memang hidup di dunia seperti itu. Aku bukanlah seseorang yang beruntung seperti kalian yang hanya bisa mengandalkan uang dari orangtua dan menghambur-hamburkannya. Kalian tahu, betapa mirisnya sebuah kehidupan yang harusku jalani, mungkin kalian akan menganggap bahwa sebuah dunia yang aku tinggali bersama keluargaku merupakan sebuah dunia yang tidak layak. Dan memang kenyataannya seperti itu, aku tinggal di sebuah kolong jembatan