Langsung ke konten utama

"Behind The Mirror" Chapter 4


’Siapa dia ?’ Batinnya dalam hati.
“Ehem....” Suara deheman salah satu sahabatnya itu berhasil membuyarkan lamunannya.
”Ada apa antara kau dan pria yang kau tabrak kemarin itu ?, diam-diam kau menyukainnya ya ?” Tanya Ica dengan nada jahil.
”Hah, apa ?, menyukainya ?, ahaha absolultly not !, dan kau tahu aku baru saja mengenalnya kemarin masak tiba-tiba aku menaruh hati padanya !” Bantahnya dengan memberi penekan-penekan pada beberapa kata diantaranya.
”Wow, kau sudah mengenalnya ya ?, wah bagus itu !, siapa namanya ?” Tambah Ica dengan nada menggoda.
”Ah sudahlah jangan menggangguku terus bodoh !, dia Cloud.”
”Hey kalian ini, sudahlah !, jangan ribut, makan-makanan kalian !, sebelum bel berbunyi !” Seru Lia.
”Btw, aku udah dapet info dari si cowok itu lho, dia emang cukup populer sih. Tau gak dia di juluki apa, dia adalah ’Pangeran Es’ di IIHS. Kenapa begitu, karena konon katanya, sifatnya itu dingin sekali. Bahkan dapat membuat para gedis beku olehnya. Astaga.” Jelas Ica panjang lebar.
”Kalo dilihat dari gayamu berbicara, malah terlihat kamu yang suka dengan pemuda itu. Iya, kan ?” Goda Lia.
”Ih, apaan sih. Wajarlah kalau aku suka padanya, lagian dia itu udah ganteng, pinter pula. Ah..., emang bener-bener sosok prince charming. Haha.” Sahut Ica dengan gayanya yang khas.
”Aduh..., mulai lagi deh.”
Waktu menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit. Dan itu tandanya kurang 15 menit lagi bel tanda masuk berbunyi. Dengan tergesa-gesa, mereka pun segera menghabiskan makanan mereka masing-masing. Setelah selesai beradu dengan perut kosong mereka yang kini telah terisi oleh makanan yang mereka makan. Mereka pun segera pergi secepat kilat meninggalkan kantin.
Baru saja mereka meletakkan tas mereka di atas bangku bel sudah berbunyi dengan sangat keras. Ini mungkin adalah hari bahasa bagi mereka yang ada di kelas ini. Kau tau mengapa ?. Ya, karena semua pelajaran yang ada pada hari sabtu di kelas ini adalah bahasa. Mulai dari Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang, Bahasa Perancis, dan Bahasa Inggris semua ada di hari Sabtu.
Dan pada jam pertama ini mereka akan mendapatkan bahasa pokok dan wajib di Indonesian International High School, yaitu bahasa Indonesia. Namun, seperti biasa guru pengajar dalam mapel ini selalu saja terlambat untuk masuk ke kelas. Dan kau tahu karena apa ?. Hanya karena membaca novel-novel fiksi kadang novel-novel yang dilarang untuk dibaca, huh.
“Hn....tampaknya akan terlambat lagi, hoah.” Kata seorang laki-laki yang sedang duduk di belakang bangku Aline dan Lisa yang memiliki rambut raven dan sedang duduk menopang dagu.
”Eh ?, iya. Kau mungkin benar Nick.” Jawab seorang gadis berpotongan bob yang duduk disamping Aline.
”Hm...aku malas sekali rasanya.” Kata Nick menambahkan.
”Tak kusangka ya, ternyata sekolah internasional seperti ini masih saja memiliki mapel ini, hoah...and ya know ?, I’m so bored with this subject !” Kata seorang pria berkebangsaan Inggris yang sedang duduk di samping Nick.
”Heh dudul !!!, sekolah ini kan milik Indonesia, ya jelas saja mapel ini menjadi pelajaran pokok walaupun sekolah ini adalah sekolah internasional, dasar aneh !” Sahut Aline ketus.
”Hm...i’m sorry, aku tak bermaksud menyinggung bahasa mu sehari-hari Al.”
”Ok Daniel. But don’t talk anything bad about Indonesia like that !”
Sesaat setelah itu, semua pandangan anak-anak tertuju pada sebuah pintu kelas yang berdecit terbuka. Seseorang perlahan membuka pintu, dan keluarlah sesosok pria berkacamata dan memiliki ‘baby face’. Setelah pria itu masuk, seluruh murid pun terdiam di tempat mereka masing-masing. Pria itu yang diketahui guru bahasa Indonesia memasuki ruangan kelas dengan tampang innocentnnya dan dengan membawa buku novel kesayangannya.
”Hehehe.....maaf anak-anak tampaknya aku terlambat lagi ya ?” Kata orang itu dengan entengnya.
”Hah....bukan tampaknya, tapi memang iya. Huh, why he always act like that.” Kata Nick pelan dengan menopang dagu dengan kedua tangannya.
”Baiklah, sekarang mari kalian buka buku bahasan kalian halaman 60. Kali ini kita akan membahas tentang ’Menulis Dan Menceritakan Pengalaman Pribadi’.” Jelas Pria itu dengan membenahi kacamatanya yang turun.
Ketika sang guru Bahasa Indonesia yang diketahui bernama Pak Rizky itu sedang menjelaskan panjang lebar mengenai pokok bahasan yang ada. Tiba-tiba suara-suara yang tengah mengganggu Aline ketika ia berada di kamar mandi datang menghampirinya lagi. Dan ia pun kaget bukan main, ini sudah kesekian kalinya suara itu mengganggu dirinya pada saat yang tidak tepat.
Pak Rizky yang kala itu sedang memperhatikanpara muridnya melihat ke arah Aline. Dan ia pun berjalan mendekatinya, serta bertanya padanya.
”Kau tak apa ?” Tanyanya
”Um….tampaknya aku harus ke kamar mandi, permisi.” Jawab Aline.


aaa
Setelah mendapat izin dari guru tersebut Aline pun langsung melenggang pergi ke arah kamar mandi. Sedangkan Lisa, teman sebangku Aline hanya menatapnya pergi dengan tatapan aneh.  Ketika ia sedang berada di sana, suara-suara aneh itu pun datang menghampirinya lagi.
”nāk pie manis, nāc šeit neuztraucieties, es ņemšu jūs uz slepenu vietu”
”Oh sial !, kenapa dengan suara itu ?, terus saja menggangguku !” Umpatnya kesal.
Kemudian ia pun memasuki toilet dalam. Ketika ia ingin mengambil segayung air tiba-tiba saja gayung yang akan di pegangnya jatuh begitu saja. Dan ketika gayung tersebut hampir jatuh, ia seraya menjulurkan tangannya untuk mengambil gayung itu namun ia tidak berhasil mencapainya. Dan apa yang terjadi ?. Entah bagaimana bisa, tiba-tiba gayung itu tidak terjatuh ke lantai melainkan melayang tepat di atas lantai.
Setelah melihat apa yang diperbuatnya, Aline pun kaget bukan main dan seketika itu juga jantungnya berdegub kencang. Lalu, ia mencoba mengarahkan gayung yang melayang tadi ke tempatnya dengan mengarahkan tangannya ke atas pinggiran bak. Dan itu sungguh kejadian yang luar biasa, ia bisa memindahkan gayung tersebut tanpa menyentuhnya sedikit pun.
Kemudian ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
‘Apa yang tengah terjadi padaku ?’
Tanpa ingin berlama-lama di dalam, ia memutuskan untuk keluar dari toilet dalam. Ketika ia hendak menutup pintu toilet dalam. Tiba-tiba saja ia melihat seorang perempuan yang pernah bertemu dengannya ketika di atas atap asrama.
”Hey..., suatu kebetulan kita bisa bertemu disini.” Kata gadis itu dengan menyunggingkan senyumannya.
”Ah..., iya, aku juga tak menyangka bisa bertemu dengan mu lagi.” Jawab Aline
”Em...ngomong-ngomong aku harus pergi, dulu.” Kata Aline lagi.
”Tunggu. Apa kau mendengar sesuatu ?” Tanya Karin datar.
”Apa? tidak aku tak mendengarnya.” Jawab Aline dengan pandangan lurus kedepan.
”Sungguh kau yakin ?, apa kau tidak pernah mendengar ini ?, ’ nāk pie manis, nāc šeit neuztraucieties, es ņemšu jūs uz slepenu vietu’.
Seketika itu juga, seolah Aline tidak bisa menggerakkan kedua kakinya. Seolah kedua kakinya diberi pemberat seberat 50 kg. Keringat dingin pun mengucur dengan derasnya dari kepala sampai ujung kakinya. Bagaimana tidak ?, ia kaget bukan main karena kenapa bisa Karin, orang yang baru saja didikenalnya kemarin malam bisa tau tentang suara-suara aneh itu. Dan bahkan ia bisa mengucapkan bahasa aneh itu dengan lancar. Siapa dia ?.
Entah kenapa pada saat itu juga ia diam seribu bahasa. Ia ingin menoleh namun, tak ada keberanian untuk menolehkan kepalanya sedikit pun tidak. Ia bergidik merinding. Ditambah lagi dengan desiran-desiran angin luar yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan ini.
”Kau kenapa ?, kau baik-baik saja kan ?” Kata Karin angkat bicara dan mulai mendekatinya.
Aline yang pada saat itu hanya berdiri dan mengarahkan pandangannya lurus kedepan hanya bisa bergidik ketakutan. Ia pun menggigit bibir bawahnya, hingga ia merasa sakit sendiri. Tiba-tiba tangan seseorang menepuk bahunya.
”Astaga !, ada ap...a...da apa ini ?” Katanya sambil tergagap-gagap.
”Huh !, kau itu, kau tertidur tau !, cepat bangun !, nanti kau bisa di marahi Pak Rizky !” Bisik Lisa, teman sebangku Aline.
”Loh, bukannya aku tadi ada di kamar mandi ?” Tanya Aline dengan pandangan penasaran pada teman sebangkunya itu.
”Ya, kau memang benar ke kamar mandi, tapi itu sekitar 10 menit yang lalu, lalu tiba-tiba saja kau menyandarkan kepalamu pada meja ini, dan tertidur deh.” Jelas Lisa panjang lebar.
’Aneh sekali, kenapa tiba-tiba aku bisa......’ Belum sempat ia melanjutkan kata terakhir di pikirannya Lisa sudah mengoceh bagaikan burung beo yang sudah setahun tak di beri makan.
”Al, kau ini kenapa lagi sih ?, kau tak mengerjakan tugas yang diberikan Pak Rizky ya ?”
”Hah ?, apa ?, memangnya ada tugas ya ?, kapan kok kemarin nggak dikasih tahu ?”
”Haduh, Al, ding dong deh kamu !, yang aku maksud tugas ini nih !” Jawab Lisa sebal sembari menyodorkan buku paket hal 62 kepada Aline.
”Oh....kita disuruh menulis pengalaman pribadi, huh ?” Katanya sembari menghela nafas sebentar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Papua ??? Yes, We Have Batik

Papua ??? Yes, We Have Batik by : Huwaida Najla Alaudina Hi guys, you met me again here, and of course with a lot more to know with me. Now, I would like to tell you about an interesting story about Papua. Well, you know about Papua, don’t you?. I believe all of you will nod your head, right ?. Ok, just to remind you. Papua is the largest province of Indonesia,  located in the center of the Papua island or the eastern part of West New Guinea (Irian Jaya). Eemmh… don’t you know that actually Papua has so many cultures ?. And one of them is Batik. Moreover, UNESCO has even declared Batik as an object of cultural heritage produced by Indonesia. So,  batik is not only  from Java island but also from the rest of Indonesia. We can find various kinds of Batik. Even Papua itself also has Batik as its cultural heritage. So, what is so distinctive of Papua’s Batik and that of  other ethnical batik ?. Ok, here I’ll tell you. It is clear enough that Papua’s Batik has different char

"Behind The Mirror" Chapter 5

aaa ”Em...Ica, Lia, aku ingin bicara sebentar pada kalian berdua.” Kata Aline tiba-tiba pada mereka berdua. ”Hn...katakan saja, nyam..nyam...” Balas Ica sembari mengunyah makanannya. ”A..., kau tahu entah kenapa akhir-akhir ini ada serentetan kejadian aneh yang menimpaku. Seperti....” Katanya terpotong oleh Lia. ”Seperti apa ?” Sahut Lia menerobos kalimat-kalimat Aline. ”Seperti, aku bermimpi tentang sesuatu yang sangat aneh sekali, dan dimimpiku aku bisa mengeluarkan api dari tubuhku. Dan keesokan harinya aku bisa mengeluarkan api itu, dan kau tahu kejadian 2 hari yang lalu ketika aku ada di lab kimia ?” ”Ya..., aku ingat tiba-tiba kertas yang ada di tanganmu terbakar kan? dan kupikir itu adalah sebuah kecelakaan biasa karena adanya reaksi kimia dari spiritus dan alkohol.” Kata Ica menambahkan. ”Eh, tunggu tapi bukankah pada saat itu, posisi Aline tidak berada di meja percobaan ?, diakan berada di meja di depan meja percobaan, dan dia sedang menulis, kan ?” Kata Lia b

Sebuah Kehidupan di Kolong Jembatan

Sebuah Kehidupan Di Kolong Jembatan By : Huwaida Najla Alaudina  Apakah kalian tahu bahwa sesungguhnya dunia ini begitu kejam, dan apakah kalian tahu bahwa disektar kalian masih banyak sesorang yang kelaparan dan sakit-sakitan. Mungkin kalian masih berpikir, bahwa dunia itu kini sudah tidak ada. Dan ya, memang seharusnya dunia yang seperti itu memang tidak ada. Tapi tidak bagi segelintir orang yang hanya memikirkan harta dan kekayaan dan tidak peduli dengan orang-orang disekitar. Kurasa itu sungguh amat sangat kejam. Aku ingin kalian tahu bahwa aku memang hidup di dunia seperti itu. Aku bukanlah seseorang yang beruntung seperti kalian yang hanya bisa mengandalkan uang dari orangtua dan menghambur-hamburkannya. Kalian tahu, betapa mirisnya sebuah kehidupan yang harusku jalani, mungkin kalian akan menganggap bahwa sebuah dunia yang aku tinggali bersama keluargaku merupakan sebuah dunia yang tidak layak. Dan memang kenyataannya seperti itu, aku tinggal di sebuah kolong jembatan