Langsung ke konten utama

Postingan

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang Meteorologi, kira-kira apa yang tergambar dipikiran anda saat  mendengar kata itu. Mungkin kata itu masih terdengar asing bagi sebagian orang. Bahkan dulu sekali saya pernah ditanya oleh orang, "kamu besok mau masuk jurusan apa di ITB?" lantas aku pun menjawab, "Aku mau masuk jurusan Meteorologi." Sejenak, air muka sang penanya mendadak berubah terkejut. Seolah menayakan, alasan mengapa aku mau masuk prodi yang jarang sekali diminati banyak orang. "Meteorologi? Kenapa nggak masuk ke Geologi atau Geodesi? Jarang sekali loh  aku dengar banyak orang yang ngambil Meteorlogi dipilihan pertama jursannya. Emang di Meteorologi mau belajar apa? Meteor?" Mendengar perkataan itu saya hanya tersenyum dan tertawa kecil. Lantas saya pun menjawab, "Alasan saya kenapa saya milih Meteorologi karena saya bukan orang yang mainstream. Jurusan2 itu sudah terlalu mainstream, terlebih lagi diseluruh universitas di Indonesia ke
Postingan terbaru

Stories Of Us

// well oke, sebenarnya ini adalah tulisan yang udah bersarang lama banget di laptop, tapi karena alasan tertentu, akhirnya berakhirnya tulisan malang ini di blog saya yang mulai berhantu huehehe// Stories of Us Tanpa ku sadari, waktu terus berputar dengan cepat. Hingga aku pun sampai di penghujung tahun ini. Entah mengapa, tiba-tiba suasana hatiku mendadak berubah menjadi melankolis, ditambah lagi dengan iringan lagu-lagu dari biola yang tengah aku dengarkan saat ini menambah suasana semakin melankolis. Hari ini tertanggal 31 Desember 2013, menandakan bahwa hari ini adalah hari terakhir di tahun 2013. Tahun yang sebagian dianggap sebagian orang adalah tahun sial karena memiliki unsur angka sial didalamnya, yaitu angka 13. Aku heran dengan mereka yang berpikiran seperti itu, karena kesialan akan datang seiring mindset mereka akan sesuatu, dan kesialan bukan datang karena mereka mengatakan sesuatu itu sial. Walaupun ini adalah malam terakhir di tahun ini dan besok ketika ku b

Winter Spring "Hanabi"

Winter Spring “Hanabi” Wina, Austria, Present Time Waktu terus berputar. Detik berganti menit. Menit berganti Jam. Jam berganti hari dan seterusnya. Hingga aku pun tak menyadari jika aku sudah 5 jam lamanya di dalam studioku. Jika ini semua bukan gara-gara permintaan bosku yang aneh untuk meminta soundtrack tambahan untuk game online kami yang terbaru. Aku pun melonjak kegirangan ketika proses programming musik yang kubuat akhirnya selesai juga. Aku pun segera melepas headset yang terpasang ditelingaku dan meregangkan punggungku. Ketika aku keluar dari ruanganku, aku pun mengerjapkan mata sejenak. Berusaha untuk mengadaptasikan indera penglihatanku dengan cahaya terang ruang tamu rumahku. Aku pun duduk sejenak dan mengambil ipad yang kuletakkan di atas meja. Mencoba untuk mencari file soundtrack musik yang baru saja aku selesaikan setelah sekian jam lamanya aku mendekam di ruang studio pribadiku. Aku pun semakin tersenyum bahagia, ketika aku berhasil mengupload hasil kary

Jeritan Masa Lalu

Jeritan Masa Lalu "Masa Lalu" ya, kedua kata itu adalah 2 kata yang selalu saja terngiang-ngiang di kepalaku. Setiap kali kau berdiam diri, setiap kali kau merenung, setiap kali kau beraktivitas, 2 kata itu selalu muncul bagaikan film rusak di dalam kepalaku. Mungkin, beberapa orang berusaha keras untuk "menghiraukannya" Mungkin, beberapa orang berusaha keras untuk "menghancurkannya" Mereka datang Mengetuk pintu Terduduk di atas sofa yang empuk Lalu pergi Tanpa permisi Mungkin begitulah adanya memoar "Masa Lalu" yang tercipta Mereka sama seperti "orang" yang mampir sejenak ke dalam rumah kita Lalu pergi Beberapa orang "menjerit" "Menangis" "Marah" "Frustasi" "Gila" Hingga "Psikiater" pun tak dapat "Menghilangkan" masa lalu mereka Ya, karena "mereka" adalah bagian dari diri kita. Sisi kembar kita yang tergerus oleh waktu Bagaima

Winter Spring "Alexander Kei Farron"

Winter Spring “Alexander Kei Farron” Jakarta, Indonesia, 2008 Ku pandangi jam tanganku yang kini menunjukkan pukul 10 pagi. Itu berarti tinggal 1 jam lagi kami menunggu. 1 jam? Ya, bagiku itu waktu yang cukup lama. Terlebih lagi, ketika kau harus duduk terdiam di tengah-tengah orang yang berlalu lalang di ruang tunggu bandara. Aku cek lagi, kartu boarding passku untuk memastikan bahwa aku sedang berada di gate yang benar. Aku pun melirik seorang gadis berambut coklat panjang yang duduk di hadapanku. Aku pun terheran-heran kepadanya, disaat-saat seperti ini dia masih bisa saja tertawa riang, dan melucu. Tapi, itulah yang aku suka darinya. Dia adalah Aileen, seorang gadis yang kukenal semasa aku SMA. Entahlah, aku seolah tak pernah melihat dia tidak tertawa riang ataupun tersenyum. Disituasi apa pun, dia pasti bisa mencerahkan suasana orang disekitarnya untuk ikut tertawa bahagia bersamanya. Termasuk diriku. Walaupun terkadang, aku tidak pernah memperlihatkan emosiku di depan