’Siapa dia ?’
Batinnya dalam hati.
“Ehem....” Suara deheman salah satu sahabatnya itu
berhasil membuyarkan lamunannya.
”Ada apa antara kau dan pria yang kau tabrak kemarin itu
?, diam-diam kau menyukainnya ya ?” Tanya Ica dengan nada jahil.
”Hah, apa ?, menyukainya ?, ahaha absolultly not !, dan
kau tahu aku baru saja mengenalnya kemarin masak tiba-tiba aku menaruh hati
padanya !” Bantahnya dengan memberi penekan-penekan pada beberapa kata
diantaranya.
”Wow, kau sudah mengenalnya ya ?, wah bagus itu !, siapa
namanya ?” Tambah Ica dengan nada menggoda.
”Ah sudahlah jangan menggangguku terus bodoh !, dia
Cloud.”
”Hey kalian ini, sudahlah !, jangan ribut, makan-makanan
kalian !, sebelum bel berbunyi !” Seru Lia.
”Btw, aku udah dapet info dari si cowok itu lho, dia
emang cukup populer sih. Tau gak dia di juluki apa, dia adalah ’Pangeran Es’ di
IIHS. Kenapa begitu, karena konon katanya, sifatnya itu dingin sekali. Bahkan
dapat membuat para gedis beku olehnya. Astaga.” Jelas Ica panjang lebar.
”Kalo dilihat dari gayamu berbicara, malah terlihat kamu
yang suka dengan pemuda itu. Iya, kan ?” Goda Lia.
”Ih, apaan sih. Wajarlah kalau aku suka padanya, lagian
dia itu udah ganteng, pinter pula. Ah..., emang bener-bener sosok prince
charming. Haha.” Sahut Ica dengan gayanya yang khas.
”Aduh..., mulai lagi deh.”
Waktu menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit. Dan itu
tandanya kurang 15 menit lagi bel tanda masuk berbunyi. Dengan tergesa-gesa,
mereka pun segera menghabiskan makanan mereka masing-masing. Setelah selesai
beradu dengan perut kosong mereka yang kini telah terisi oleh makanan yang
mereka makan. Mereka pun segera pergi secepat kilat meninggalkan kantin.
Baru saja mereka meletakkan tas mereka di atas bangku bel
sudah berbunyi dengan sangat keras. Ini mungkin adalah hari bahasa bagi mereka
yang ada di kelas ini. Kau tau mengapa
?. Ya, karena semua pelajaran yang ada pada hari sabtu di kelas ini adalah
bahasa. Mulai dari Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang, Bahasa Perancis, dan Bahasa
Inggris semua ada di hari Sabtu.
Dan pada jam pertama ini mereka akan mendapatkan bahasa
pokok dan wajib di Indonesian International High School, yaitu bahasa
Indonesia. Namun, seperti biasa guru pengajar dalam mapel ini selalu saja
terlambat untuk masuk ke kelas. Dan kau tahu karena apa ?. Hanya karena membaca
novel-novel fiksi kadang novel-novel yang dilarang untuk dibaca, huh.
“Hn....tampaknya akan terlambat lagi, hoah.” Kata seorang
laki-laki yang sedang duduk di belakang bangku Aline dan Lisa yang memiliki
rambut raven dan sedang duduk menopang dagu.
”Eh ?, iya. Kau mungkin benar Nick.” Jawab seorang gadis
berpotongan bob yang duduk disamping Aline.
”Hm...aku malas sekali rasanya.” Kata Nick menambahkan.
”Tak kusangka ya, ternyata sekolah internasional seperti
ini masih saja memiliki mapel ini, hoah...and ya know ?, I’m so bored with this
subject !” Kata seorang pria berkebangsaan
Inggris yang sedang duduk di samping Nick.
”Heh dudul !!!, sekolah ini kan milik Indonesia, ya jelas
saja mapel ini menjadi pelajaran pokok walaupun sekolah ini adalah sekolah
internasional, dasar aneh !” Sahut Aline ketus.
”Hm...i’m sorry, aku tak bermaksud menyinggung bahasa mu
sehari-hari Al.”
”Ok
Daniel. But don’t talk anything bad about Indonesia like that !”
Sesaat
setelah itu, semua pandangan anak-anak tertuju pada sebuah pintu kelas yang
berdecit terbuka. Seseorang perlahan membuka pintu, dan keluarlah sesosok pria
berkacamata dan memiliki ‘baby face’. Setelah pria itu masuk, seluruh murid pun terdiam di tempat mereka
masing-masing. Pria itu yang diketahui guru bahasa Indonesia memasuki ruangan
kelas dengan tampang innocentnnya dan dengan membawa buku novel kesayangannya.
”Hehehe.....maaf anak-anak tampaknya aku terlambat lagi
ya ?” Kata orang itu dengan entengnya.
”Hah....bukan tampaknya, tapi memang iya. Huh, why he always act like that.” Kata Nick pelan dengan menopang dagu dengan kedua
tangannya.
”Baiklah, sekarang mari kalian buka buku bahasan kalian
halaman 60. Kali ini kita akan membahas tentang ’Menulis Dan Menceritakan
Pengalaman Pribadi’.” Jelas Pria itu dengan membenahi kacamatanya yang turun.
Ketika sang guru Bahasa Indonesia yang diketahui bernama
Pak Rizky itu sedang menjelaskan panjang lebar mengenai pokok bahasan yang ada.
Tiba-tiba suara-suara yang tengah mengganggu Aline ketika ia berada di kamar
mandi datang menghampirinya lagi. Dan ia pun kaget bukan main, ini sudah
kesekian kalinya suara itu mengganggu dirinya pada saat yang tidak tepat.
Pak Rizky yang kala itu sedang memperhatikanpara muridnya
melihat ke arah Aline. Dan ia pun berjalan mendekatinya, serta bertanya
padanya.
”Kau tak apa ?” Tanyanya
”Um….tampaknya aku harus ke kamar mandi, permisi.” Jawab
Aline.
aaa
Setelah mendapat izin dari guru tersebut Aline pun
langsung melenggang pergi ke arah kamar mandi. Sedangkan Lisa, teman sebangku
Aline hanya menatapnya pergi dengan tatapan aneh. Ketika ia sedang berada di sana, suara-suara
aneh itu pun datang menghampirinya lagi.
”nāk pie manis, nāc šeit neuztraucieties, es ņemšu jūs uz slepenu
vietu”
”Oh sial !, kenapa dengan suara itu ?, terus saja
menggangguku !” Umpatnya kesal.
Kemudian ia pun memasuki toilet dalam. Ketika ia ingin
mengambil segayung air tiba-tiba saja gayung yang akan di pegangnya jatuh
begitu saja. Dan ketika gayung tersebut hampir jatuh, ia seraya menjulurkan
tangannya untuk mengambil gayung itu namun ia tidak berhasil mencapainya. Dan
apa yang terjadi ?. Entah bagaimana bisa, tiba-tiba gayung itu tidak terjatuh
ke lantai melainkan melayang tepat di atas lantai.
Setelah melihat apa yang diperbuatnya, Aline pun kaget
bukan main dan seketika itu juga jantungnya berdegub kencang. Lalu, ia mencoba
mengarahkan gayung yang melayang tadi ke tempatnya dengan mengarahkan tangannya
ke atas pinggiran bak. Dan itu sungguh kejadian yang luar biasa, ia bisa
memindahkan gayung tersebut tanpa menyentuhnya sedikit pun.
Kemudian ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
‘Apa yang tengah
terjadi padaku ?’
Tanpa ingin berlama-lama di dalam, ia memutuskan untuk
keluar dari toilet dalam. Ketika ia hendak menutup pintu toilet dalam.
Tiba-tiba saja ia melihat seorang perempuan yang pernah bertemu dengannya
ketika di atas atap asrama.
”Hey..., suatu kebetulan kita bisa bertemu disini.” Kata gadis itu dengan menyunggingkan senyumannya.
”Ah..., iya, aku juga tak menyangka bisa bertemu dengan
mu lagi.” Jawab Aline
”Em...ngomong-ngomong aku harus pergi, dulu.” Kata Aline
lagi.
”Tunggu. Apa kau mendengar sesuatu ?” Tanya Karin datar.
”Apa? tidak aku tak mendengarnya.” Jawab Aline dengan
pandangan lurus kedepan.
”Sungguh kau yakin ?, apa kau tidak pernah mendengar ini
?, ’ nāk pie manis, nāc šeit
neuztraucieties, es ņemšu jūs uz slepenu vietu’.”
Seketika itu juga, seolah Aline tidak bisa menggerakkan
kedua kakinya. Seolah kedua kakinya diberi pemberat seberat 50 kg. Keringat
dingin pun mengucur dengan derasnya dari kepala sampai ujung kakinya. Bagaimana
tidak ?, ia kaget bukan main karena kenapa bisa Karin, orang yang baru saja
didikenalnya kemarin malam bisa tau tentang suara-suara aneh itu. Dan bahkan ia bisa mengucapkan bahasa aneh itu dengan
lancar. Siapa dia ?.
Entah kenapa pada saat itu juga ia diam seribu bahasa.
Ia ingin menoleh namun, tak ada keberanian untuk menolehkan kepalanya sedikit
pun tidak. Ia bergidik
merinding. Ditambah lagi dengan desiran-desiran angin luar yang tiba-tiba saja
masuk ke dalam ruangan ini.
”Kau kenapa ?, kau baik-baik saja kan ?” Kata Karin angkat bicara dan mulai mendekatinya.
Aline yang pada saat itu hanya berdiri dan mengarahkan
pandangannya lurus kedepan hanya bisa bergidik ketakutan. Ia pun menggigit
bibir bawahnya, hingga ia merasa sakit sendiri. Tiba-tiba tangan seseorang
menepuk bahunya.
”Astaga !, ada ap...a...da apa ini ?” Katanya sambil
tergagap-gagap.
”Huh !, kau itu, kau tertidur tau !, cepat bangun !,
nanti kau bisa di marahi Pak Rizky !” Bisik Lisa, teman sebangku Aline.
”Loh, bukannya aku tadi ada di kamar mandi ?” Tanya Aline
dengan pandangan penasaran pada teman sebangkunya itu.
”Ya, kau memang benar ke kamar mandi, tapi itu sekitar 10
menit yang lalu, lalu tiba-tiba saja kau menyandarkan kepalamu pada meja ini,
dan tertidur deh.” Jelas Lisa panjang lebar.
’Aneh sekali,
kenapa tiba-tiba aku bisa......’ Belum sempat ia
melanjutkan kata terakhir di pikirannya Lisa sudah mengoceh bagaikan burung beo
yang sudah setahun tak di beri makan.
”Al, kau ini kenapa lagi sih ?, kau tak mengerjakan tugas
yang diberikan Pak Rizky ya ?”
”Hah ?, apa ?, memangnya ada tugas ya ?, kapan kok
kemarin nggak dikasih tahu ?”
”Haduh, Al, ding dong deh kamu !, yang aku maksud tugas
ini nih !” Jawab Lisa sebal sembari menyodorkan buku paket hal 62 kepada Aline.
”Oh....kita disuruh menulis pengalaman pribadi, huh ?” Katanya
sembari menghela nafas sebentar.
Komentar