Langsung ke konten utama

The Wind's Story


The Wind’s Story

Look at the sky
There are so many stars hanging on there
Hoping the stars would shining
And could shine forever for me
I feel the wind dancing around on me
The wind whispered on my ears
And he’s show me his secret
          Let his voice lead me walk
Walking far away through the time and places
The wind told me that this world has been empty
Without any love, without any hope, without any bless
Now, I know why the people disappeared
And I know why….
I am alone
Without anyone around me
Just the wind that always sing his song to me
The wind told his story
The first time he was here
He was alone, nobody there for him
Until he wait and wait
          Waiting along the years without any sign of something coming to him
          Until he found him self standing alone in the darkness
          Without any light would shining for him
          He scared and started to hate the god
          Until he could see something shining bright in the distance
It is the star
He gave the wind his brightest smile
Makes him wakes again with his strength
He is not alone anymore
Until the others come to accompany him
Moon, Sky, and Sun
They smile to Wind and cheer him up
“You are not alone” said the Moon
“God created us to be your friends” said the Sky
“God still love you” said the Sun
The wind began to smile and rise
          The wind hold my hand and said
          “You are not alone dear, you still have the god”
          He began to disappear with his joyful song
          Left me behind with smile engraved on my lips

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang Meteorologi, kira-kira apa yang tergambar dipikiran anda saat  mendengar kata itu. Mungkin kata itu masih terdengar asing bagi sebagian orang. Bahkan dulu sekali saya pernah ditanya oleh orang, "kamu besok mau masuk jurusan apa di ITB?" lantas aku pun menjawab, "Aku mau masuk jurusan Meteorologi." Sejenak, air muka sang penanya mendadak berubah terkejut. Seolah menayakan, alasan mengapa aku mau masuk prodi yang jarang sekali diminati banyak orang. "Meteorologi? Kenapa nggak masuk ke Geologi atau Geodesi? Jarang sekali loh  aku dengar banyak orang yang ngambil Meteorlogi dipilihan pertama jursannya. Emang di Meteorologi mau belajar apa? Meteor?" Mendengar perkataan itu saya hanya tersenyum dan tertawa kecil. Lantas saya pun menjawab, "Alasan saya kenapa saya milih Meteorologi karena saya bukan orang yang mainstream. Jurusan2 itu sudah terlalu mainstream, terlebih lagi diseluruh universitas di Indonesia ke...

Behind The Mirror Chapter 10

aaa Menjelang sore, ketiga anak buah dari anak Medussa tengah pergi menuju Kota Divia dan menangkap Aline. Dengan menggunakan sebuah pesawat jet super milik sang tuan mereka terbang dengan cepatnya. Tak lama kemudian pesawat tersebut berhasil mendarat dengan sempurna pada 5 km dari gerbang Kota Divia. “Tampaknya ini akan sangat susah sekali untuk masuk kedalam kota itu.” Kata seorang lelaki yang berpenampilan cool dan memiliki penglihatan super itu. “Apa yang sedang kau lihat disana Ray ?” Tanya seorang gadis yang diketahui bernama Tifa. “Hn....kulihat kota itu sedang dilindungi oleh selubung penjagaan tingkat tinggi yang tak kasat mata. Mungkin kita akan membutuhkan banyak waktu untuk membobol keamanan yang ada.” Jelas Ray panjang lebar dengan masih mengaktifkan penglihatan supernya. “Baiklah jika begitu, biarkan aku yang mengatasinya.” Kata seorang laki-laki berambut putih panjang dan bermata lavender. “Baiklah vino, kita serahkan...

Behind The Mirror Chapter 11

Di sebuah taman kota, cahaya lampu kini tengah menyaksikan sebuah pertarungan sengit antara keempat insan pemuda dan pemudi. Seorang diantaranya tengah terluka dan nafasnya kini tinggah satu-satu. Gadis itu menghela nafas sesaat sembari memegangi perutnya. “Hash...hosh....tak kusangka kalian sehebat itu.” Kata gadis bernama Tifa itu terengah-engah. Secara bersamaan earphone yang kini tengah terpasang di telinga Tifa dan Ray berbunyi. Dan kini seseorang tengah berbicara dari seberang sana. “Kalian kembalilah ! sekarang !” Perintah sang tuan. “Baik tuan.” Jawab mereka bersamaan. “Tch ! tampaknya aku tidak bisa menghabisi kalian lebih lanjut.” Kata Ray yang tengah menahan rasa sakit yang tengah mendera dirinya. “Hah !, memangnya kau mau kemana, uhuk !” Sahut Zero dengan berjalan gontai. “Selamat tinggal ! Hahaha !” Katanya sebelum akhirnya menghilang dari padang rumput itu. Sama dengan Ray, Tifa yang tengah berhadapan dengan tiga anggo...