Langsung ke konten utama

Unreal, Unseen and Unkown


Unreal, Unseen and Unkown
By : Huwaida Najla Alaudina

The night is so quiet, the sky is so bright
Where the moon and the stars shines
The wind blow my hairs, so quietly
Until I could feel your presence around me
          I am standing up to the mountain
          Until I could reach the highest place in the world
          I close my eyes, feeling the wind around me
          Until the coldness of the night came through
I always waiting for you here
Hiding the night with the shadows
Believing something will come through a miracle
That you will come and hold my hand tightly
Is it only the foolish dream of mine ?
That I wanted you so much
Till I can’t close my eyes because of you appeared in my mind
I know that this is only a dream that can’t be true
Because I just the foolish person that wanted the unlived thing to be live
The unseen thing to be seen, and the unknown thing to be known.
          Until my eyes could see something blinked in the dark
          Is it an angel, who comes with the wings ?
          Or is it only a sparks fly ?
          Nobody knows, until it come towards you, right ?
A second will be a minutes
A minute will be an hour
An hour will be a days
A days will be a month
Then it will be reached  the last days of that month to be a year
A year will be so many years until I reached my last time to be here
Waiting something unreal to reach you, to hold you, and to hug you tightly
          I started to cry because you didn’t fulfill your promise to me
          I started to doubt you, because you didn’t come to see me
          Where are you ? when I really need you
          Until the bright light appeared and a silhouette come and said
          “Don’t cry, I am here.”
          He hugs me so tight and I cried over and over
          He hold my hand and bring me to fly
          “Now, I am here to bring you with me, My Princess.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Behind The Mirror Chapter 11

Di sebuah taman kota, cahaya lampu kini tengah menyaksikan sebuah pertarungan sengit antara keempat insan pemuda dan pemudi. Seorang diantaranya tengah terluka dan nafasnya kini tinggah satu-satu. Gadis itu menghela nafas sesaat sembari memegangi perutnya. “Hash...hosh....tak kusangka kalian sehebat itu.” Kata gadis bernama Tifa itu terengah-engah. Secara bersamaan earphone yang kini tengah terpasang di telinga Tifa dan Ray berbunyi. Dan kini seseorang tengah berbicara dari seberang sana. “Kalian kembalilah ! sekarang !” Perintah sang tuan. “Baik tuan.” Jawab mereka bersamaan. “Tch ! tampaknya aku tidak bisa menghabisi kalian lebih lanjut.” Kata Ray yang tengah menahan rasa sakit yang tengah mendera dirinya. “Hah !, memangnya kau mau kemana, uhuk !” Sahut Zero dengan berjalan gontai. “Selamat tinggal ! Hahaha !” Katanya sebelum akhirnya menghilang dari padang rumput itu. Sama dengan Ray, Tifa yang tengah berhadapan dengan tiga anggo...

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang Meteorologi, kira-kira apa yang tergambar dipikiran anda saat  mendengar kata itu. Mungkin kata itu masih terdengar asing bagi sebagian orang. Bahkan dulu sekali saya pernah ditanya oleh orang, "kamu besok mau masuk jurusan apa di ITB?" lantas aku pun menjawab, "Aku mau masuk jurusan Meteorologi." Sejenak, air muka sang penanya mendadak berubah terkejut. Seolah menayakan, alasan mengapa aku mau masuk prodi yang jarang sekali diminati banyak orang. "Meteorologi? Kenapa nggak masuk ke Geologi atau Geodesi? Jarang sekali loh  aku dengar banyak orang yang ngambil Meteorlogi dipilihan pertama jursannya. Emang di Meteorologi mau belajar apa? Meteor?" Mendengar perkataan itu saya hanya tersenyum dan tertawa kecil. Lantas saya pun menjawab, "Alasan saya kenapa saya milih Meteorologi karena saya bukan orang yang mainstream. Jurusan2 itu sudah terlalu mainstream, terlebih lagi diseluruh universitas di Indonesia ke...

Behind The Mirror Chapter 10

aaa Menjelang sore, ketiga anak buah dari anak Medussa tengah pergi menuju Kota Divia dan menangkap Aline. Dengan menggunakan sebuah pesawat jet super milik sang tuan mereka terbang dengan cepatnya. Tak lama kemudian pesawat tersebut berhasil mendarat dengan sempurna pada 5 km dari gerbang Kota Divia. “Tampaknya ini akan sangat susah sekali untuk masuk kedalam kota itu.” Kata seorang lelaki yang berpenampilan cool dan memiliki penglihatan super itu. “Apa yang sedang kau lihat disana Ray ?” Tanya seorang gadis yang diketahui bernama Tifa. “Hn....kulihat kota itu sedang dilindungi oleh selubung penjagaan tingkat tinggi yang tak kasat mata. Mungkin kita akan membutuhkan banyak waktu untuk membobol keamanan yang ada.” Jelas Ray panjang lebar dengan masih mengaktifkan penglihatan supernya. “Baiklah jika begitu, biarkan aku yang mengatasinya.” Kata seorang laki-laki berambut putih panjang dan bermata lavender. “Baiklah vino, kita serahkan...