Sesaat setelah
makan malam usai, Aline teringat akan janjinya pada Karin kala itu. Setelah
berpamitan pada kedua sahabatnya Aline langsung pergi meninggalkan kedua
sahabatnya di dalam kamar asrama. Setelah berjalan beberapa menit ia tiba di
depan sebuah kamar asrama bernomor 231. Kemudian ia mulai mengangkat sebelah
tangannya dan mulai mengetuk pintu kamar tersebut. Sesaat kemudian keluarlah
seorang gadis bermata sipit dan tampaknya dia adalah keturunan tiong hoa.
“Ada apa kamu
datang malam-malam begini ? ada yang bisa saya bantu ?” Tanya gadis berkulit
kuning langsat tersebut.
“Um.....Karin ada
di dalam ?”
“Dia baru saja
keluar. Ada apa ? kau mau titip apa ke dia ?”
“Ah tidak, aku
hanya ingin bertemu dengannya saja, kira-kira dia kemana ?”
“Tadi dia sih
bilang ke aku kalau dia sedang ingin menenagkan pikirannya di atap asrama.”
Jelas gadis tiong hoa itu.
“Baiklah,
terimakasih.” Kata Aline sambil membungkukkan badannya berkali-kali.
Kini Aline
melangkahkan kedua kakinya menuju atap asrama. Terkadang ia merasa sedikit
kesal dengan temannya yang satu ini. Ya, bagaimana tidak, dia mengatakan bahwa
ia harus bertemu dengannya di kamar asramanya. Dan kini ia malah berada di atap
asrama. Mungkin Aline bisa memaklumi hal itu karena, mungkin jika mereka
membicarakan hal sepenting itu mengenai dunia cermin dan tentang dimensi aneh
yang Aline pernah datangi waktu itu, Karin khawatir jika teman-teman sekamarnya
mendengar hal itu.
Kedua kaki Aline
sudah menaiki beberapa anak tangga terakhir dan beberapa detik kemudian kedua
kaki Aline sudah menginjakkan kaki-kakinya di atas atap asrama. Sama seperti
waktu itu, ia melihat Karin sedang berdiri mematung menikmai=ti pemandangan
malam yang indah. Terlebih lagi cuaca malam ini sedang bagus, sehingga
bintang-bintang diangkasa dapat terlihat dengan jelas.
Aline melangkahkan
kedua kakinya mendekati Karin yang tengah berdiri mematung. Sebelum Aline
angkat bicara tentang kedatangannya, Karin sudah menyambutnya dengan senyuman
khas miliknya.
“Akhirnya kau
kemari juga, kupikir kau tidak akan tahu kalau aku disini.” Kata Karin mulai
angkat bicara dengan menunjukkan senyuman khas miliknya.
“Ya, awalnya
memang begitu, tapi seorang teman keturunan cinamu mengatakan kalau kau ada
disini.” Balas Aline sambil berjalan berpindah dan berdiri di samping Karin.
“Sekarang kau
katakan padaku, kenapa kau membohongiku tadi sore ?, aku tahu tadi kau tidak
pergi untuk berlatih voli. Iya kan ?”
“Hey ! aku tidak
berbohong, lagi pula yang mengatakan kalau aku sedang berlatih voli kan bukan
aku, tapi temanku. Dan bagaimana kau bisa tahu kalau aku sedaang pergi, huh ?
kau menguntitku ?” Balas Aline
“Mengungtit ?
Hahahaha. Untuk apa aku menguntitmu ? seperti tidak ada pekerjaan lain apa. Kau
tahu aku sampai mencarimu ke dunia cermin. Lalu, kau kemana kalau kau tidak ada
di dunia cermin ?”
“Huh. Kau ini
bagaimana sih, kau sendiri yang mengatakan kalau sementara ini aku tidak boleh
ke dunia cermin, ya tentu saja aku tidak ada disana. Baiklah, jadi aku pergi
untuk berlatih. Tadinya aku ingin pergi berlatih ke dunia cermin , lalu aku
teringat dengan kata-katamu malam itu. Dan, kau masih ingat Sirius ?”
“Sirius ? ya, anima milikmu kan ?”
“Ya, kemudian dia
mengajakku ke sebuah dimensi aneh. Dan ternyata itu adalah dunia miliknya,
tempat tinggalnya selain di lembah para anima
di dunia cermin. Kemudian aku berlatih disana, dengan bantuan Sirius
tentunya.” Jelas Aline.
“Jadi begitu. Kau
tahu, aku tidak boleh kehilangan dirimu, jika sampai aku kehilangan dirimu al,
aku akan mendapatkan hukuman dari para tetua. Jadi, kau ikut tidak untuk pesta
besok malam ?”
“Pesta ? ah
maksudmu pesta untuk liburan akhir tahun ?” Tanya Aline memastikan.
“Ya, tentu saja.
Jadi siapa yang akan kau ajak ?”
“Yang akan aku
ajak ? apa maksudmu ? tentu saja aku akan megajak Ica dan Lia.” Jelas Aline.
“Maksudku siapa
yang akan kau ajak sebagai pasanganmu?”
“Pasangan ?
memangnya harus begitu ya ? jujur saja aku tidak terlalu suka jika harus ada
pesta seperti itu. Hahahaha.” Jawab Aline sembari tertawa.
“Oh begitu,
baiklah.”
“Um....Karin,
kurasa aku harus kembali ke asramaku. Aku tidak mau diinterogasi lagi oleh
kurcaci-kurcaci pengganggu itu. Hahahaha. Selamat tinggal sampai bertemu besok.”
Kata Aline sambil berjalan perlahan meninggalkan Karin.
“Ya, sampai jumpa
besok.”
Komentar