//well oke, sebenarnya ini adalah tulisan yang udah bersarang lama banget di laptop, tapi karena alasan tertentu, akhirnya berakhirnya tulisan malang ini di blog saya yang mulai berhantu huehehe//
Stories
of Us
Tanpa ku sadari, waktu terus berputar
dengan cepat. Hingga aku pun sampai di penghujung tahun ini. Entah mengapa,
tiba-tiba suasana hatiku mendadak berubah menjadi melankolis, ditambah lagi
dengan iringan lagu-lagu dari biola yang tengah aku dengarkan saat ini menambah
suasana semakin melankolis. Hari ini tertanggal 31 Desember 2013, menandakan
bahwa hari ini adalah hari terakhir di tahun 2013. Tahun yang sebagian dianggap
sebagian orang adalah tahun sial karena memiliki unsur angka sial didalamnya,
yaitu angka 13. Aku heran dengan mereka yang berpikiran seperti itu, karena
kesialan akan datang seiring mindset mereka
akan sesuatu, dan kesialan bukan datang karena mereka mengatakan sesuatu itu
sial.
Walaupun ini adalah malam terakhir di
tahun ini dan besok ketika ku buka mataku dari tidur panjangku, mentari pagi
tahun 2014 lah yang akan menyapaku untuk pertama kalinya. Selain itu, malam ini
sama seperti malam-malamku sebelumnya, aku heran dengan mereka yang kini tengah
berkumpul di pusat kota dengan membawa lampion dan terompet. Apa yang tengah
mereka lakukan? Well, menyambut tahun baru mungkin adalah alasannya, tapi tahun
baru tetaplah tahun baru, lalu perayaan itu akan menjadi tidak berarti lagi
ketika hari sudah berjalan. Ya, canda tawa, kembang api, terompet-terompet yang
saling bersahutan akan sirna seiring berjalannya waktu dan hal itu akan kembali
terjadi di tahun berikutnya. Lalu aku bertanya pada diriku sendiri, tidakkan
mereka bosan melakukan hal yang monoton?
Menyadari ini adalah malam terakhir di
tahun 2013, kegiatanku berselancar di dunia maya tiba-tiba terhenti ketika aku
membuka album foto di facebook
milikku, beberapa temanku dan grup kelasku. Terkadang aku tersenyum melihat
foto-foto itu, dan pikiranku kembali melayang membayangkan serangkaian kejadian
yang pernah kami lakukan bersama sebagai teman sekelas. Aku pun menghela nafas
panjang dan berkata pada diriku sendiri, “Tak
kusangka sekarang kita sudah berpisah, mencoba untuk meraih cita-cita kita
setinggi langit.”
Melihat foto-foto itu seolah
membangkitkan kenanganku akan mereka. Aku masih ingat dengan betul di awal
tahun 2013 yaitu di Bulan Januari adalah awal bulan yang sangat menegangkan dan
penuh dengan haru. Dimana pada bulan itu, adalah bulan-bulan krusial kami
sebagai anak kelas 12 anak paling senior di sekolah. Aku masih ingat beberapa
perkataan teman-temanku saat itu ada Hesti, Arigi, Karin, Arna, Dian, Nailus,
Sani, Sibad, Yuhana, Lia, Icha, Feti, Ayu, Risma, Dirga, Majid, Cahyo, Wawan,
Bagas, Bayu, Budi, Eko, dan Khabib. Kita sedang mengobrol di dalam kelas
membicarakan bagaimana nasib kita ketika UN, bagaimana rasa takut kita ketika
UN, dan bagaimana nasib kita setelah ini. “Duh, gak nyangka ya sekarang udah
tahun 2013, bentar lagi UN, Lulus, Masuk PTN, kerja, nikah, punya anak, tua,
meninggal. Betapa cepatnya waktu berlalu.” Celetukku saat itu yang langsung
mendapat anggukan dan kata persetujuan dari mereka. Ketika aku menulis ini aku
sudah merasakan bagimana aku telah melewati UN, euphoria kelulusan, pengumuman
masuk PTN, dan kuliah. Tentunya aku tidak bisa merasakan hal itu semua tanpa
kalian teman-teman kelasku.
Bahkan
aku masih ingat bagaimana ketakutan kalian akan ujian nasional yang katanya
akan menjadi 20 paket dan memang benar-benar menjadi 20 paket. “Gais, jujur aku
benar-benar takut kalo ujian ini harus jadi 20 paket, tapi yang lebih aku
takutkan adalah mereka (*gais you know what I mean dengan kata
mereka disini). Mereka pasti sudah berburu sana-sini untuk mendapatkan
kunci jawaban,” kata Arna seorang temanku yang bertubuh kecil, berkacamata dan
berambut keriting itu dengan menghela nafas panjangnya.
“Ya,
aku juga takut jika kelas kita tidak
bisa menjadi seperti yang mereka harapkan. Aku tahu jika kita ini angkatan
pertama dari program kelas ini, tapi justru itulah yang aku takutkan, jika di
ujian 20 paket ini kita kalah dengan kelas mereka
dan mengecewakan guru-guru kita,” sahut Hesti menanggapi.
“Nggak
papa teman-teman, yang penting kita disini harus membuktika bahwa anak kelas kita mampu berjuan di UN nanti
tanpa melakukan seperti apa yang mereka lakukan.” Jawab Dirga dari tempat
duduknya yang berada di pojok kanan belakang.
Mengingat-ingat
tentang Dirga, aku jadi kangen padanya dan Dian. Kala aku menulis ini,
tiba-tiba ingatan ku langsung melayang pada saat-saat kita satu tim dulu, satu
tim debat. Dirga dan Dian adalah satu satunya teman satu tim yang paling hebat
dalam hidupku, tanpa mereka kami tidak akan bisa menjadi tim debat yang mampu
membawa kejayaan pada masa tersebut. Yah, walaupun terkadang aku sedikit egois
dan susah untuk diajak bekerja sama tapi, mereka bisa menerimaku apa adanya.
Hingga sampai sekarang di dunia perkuliahan, aku belum pernah menemui teman
sehebat kalian yang bisa dijadikan tim bekerja.
Bahkan
aku sering bertanya-tanya pada diriku sendiri, apakah kalian maksudku Dirga dan
Dian, masih melanjutkan karir debat kalian disana? Jika iya, aku turut senang
mendengarnya dan aku akan terus mendukung kalian sampai akhir. Walaupun aku
disni tidak melanjutkan karir ku sebagai seorang debaters tapi aku yakin aku akan terus mendukung kalian dan
senantiasa menjadi sorang second speakers
bagi tim ini.
Kembali
tentang masa UN, akhirnya kami bisa melewatinya dengan lancar walaupun terdapat
kisah-kisah pilu yang menyertainya. Menengok kebelakang sebelum UN, ada satu
peristiwa yang sampai sekarang belum pernah aku lupakan dan mungkin tidak akan
pernah aku lupakan sumur hidupku. Masa itu adalah masa dimana kami semua
dihukum gara-gara kita melakukan mogok upacara di hari peringatan Kesaktian
Pancasila. Kami melakukan mogok pada hari itu tentunya bukan tanpa alasan, dan
alasan utama yang mendasari terjadinya hal itu adalah hanya gara-gara
pemindahan kelas karena renovasi. Tapi hal yang lucu disini adalah kelas kami
bukan salah satu kelas yang ikut direnovasi tetapi kami tetap harus pindah
kelas dan hal selanjutnya yang terjadi adalah jreng jreng kami melakukan mogok ikut upacara. Karena kemogokan
kami, tiba-tiba Mr. Abstrak guru fisika kami dan Pak Silver (Cari namanya dalam bahasa jepang Silver =
???) mendatangi kelas kami yang kini ada di lab fisika. Kami menunduk dan
menyembunyikan diri kami di bawah meja dan BRAAAAK!.
Mr. Abstrak menggebrak meja dengan kerasnya dan membuat kami sedikit speechless. Well, mungkin itulah
kenanganku bersama kalian yang nggak akan pernah aku lupain seumur hidup.
Aku
pun masih ingat kenangan di tahun 2013 bersama kalian ketika kita tengah
bermain UNO dengan masih menggunakan baju olahraga. Kemudian aku baru menyadari
jika semua permainan UNO yang kita lakukan bersama di tahun 2013 adalah
permainan UNO terakhir kita. Tentunya, aku juga nggak akan pernah melupakan hal
itu selama aku hidup. Mengingat-ingat tentang UNO, aku belum pernah menyentuh
permainan itu semenjak bersama dengan kalian. Andaikan aku bisa memutar waktu
kembali ke masa itu aku akan membuat waktu berhenti di saat itu, karena disaat
itulah kita bersama-sama tertawa, saling bertukar cerita, dan saling bertukar
guyonan satu sama lain.
Kenangan
di tahun 2013 lainnya adalah kenangan tentang ucapan permohonan kita untuk masa
depan kita di perguruan tinggi nanti. Masing-masing dari kita maju ke depan
kelas dan membicarakan apa yang kita inginkan lalu mengamininya. Masih ingatkah
kalian dengan hal itu? Aku berharap aku tidak akan pernah melupakan kejadian
ini apa pun alasanya dan aku berharap kalian juga seperti itu. Aku bersyukur
banyak dari teman kita yang terkabulkan permohonannya karena kejadian tersebut.
Tetapi bagi yang tidak, janganlah berpatah semangat karena aku yakin, tuhan
punya tujuan dan rencana lain yang lebih indah dari yang kalian kira. Serta
doaku untuk kalian adalah semoga kalian sukses untuk kedepannya dan tuhan
senantiasa ada untuk kalian ketika kalian membutuhkan. Amin.
Kemudian
aku pun baru tersadar jika, selama 3 tahun kita bersama, ada sepasang teman
kita yang akhirnya terjerat kutukan bernama cinlok
alias cinta lokasi. Dan pasangan beruntung yang terjerat kutukan tersebut
adalah Lia dan Bayu. Aku sendiri tidak tahu bagaimana hal ini bisa terjadi,
tapi aku turut bahagia melihat mereka bisa mempertahankan cinta mereka hingga
ke jenjang perguruan tinggi. Aku juga heran ramuan cinta apa yang mereka
gunakan hingga mereka berdua bisa langgeng seperti ini, apakah ramuan love potion milik Harry Potter turut andil dalam kesaksian cinta mereka. Well, who
knows?
Ah
aku hampir lupa menceritakan kenangan ini, kenangan ini adalah kenangan ketika
para kaum adam di kelas kita sedang ayiknya memancing di kolam ikan dekat lab
fisika. Hai kalian para kaum adam, masih ingatkah kalian dengan memori
tersebut? Aku yakin kalian pasti masih ingat bukan? 10 tahun yang akan datang
kalian dapat menceritakan pengalaman lucu nan bahagia ini ke anak-anak kalian.
Siapa tahu anak-anak kalian dapat meneruskan jejak kalian sebagai pemancing
ulung kolam ikan belakang sekolah. *eh?*
Terlalu
banyak kenangan indah di tahun 2013 yang sudah tersimpan di dalam pikiranku.
Lalu aku pun berpikir jauh kedepan, apakah 1 tahun setelahnya, 5 tahun
setelahnya atau 10 tahun setelahnya kalian masih akan mengingat ini? Aku
berharap kalian akan terus ingat akan kebersamaan dan cerita-cerita yang telah
kita tulis bersama di lembaran kehidupan kita sebagai bukti pertemanan dan
persahabatan. Tidak bisa kupungkiri lagi jika kenangan bersama kalian membuatku
tersenyum, dan tertawa. Aku bahagia memiliki teman seperti kalian. Walaupun
terkadang, aku tidak bisa menjadi seorang teman seperti yang kalian harapkan.
Aku
sendiri masih teringat betapa menyebalkannya diriku ketika kita pertama kali
berjumpa dengan kalian. Aku menyadari jika aku memiliki sifat yang boosy, sok
ngatur, suka ngomong blak-blakan, dan sifat-sifat jelek lainnya yang mungkin
kalian nggak suka dari aku. Walaupun pada akhirnya aku tidak bisa memperbaiki
semua sifat jelekku, tapi aku bersyukur. Ya, bersyukur karena aku memiliki
teman seperti kalian, yang mau menerima aku apa adanya.
Sebenarnya
masih banyak memori-memori di tahun 2013 lainnya yang ingin aku tulis untuk
kalian. Tapi, aku yakin jika ditulis lebih dari ini, tulisan itu nantinya akan
menjadi novel dengan tebal ratusan halaman. Tapi itu hal itu akan aku lakukan
nanti, nanti ketika saatnya telah tiba, dan aku akan membuat kisah kita
terangkat ke layar lebar layaknya film 5 cm, atau Negeri 5 Menara. Karena semua
cerita itu berawal dari kenangan :D
Komentar