Langsung ke konten utama

Jeritan Masa Lalu

Jeritan Masa Lalu

"Masa Lalu" ya, kedua kata itu adalah 2 kata yang selalu saja terngiang-ngiang di kepalaku.
Setiap kali kau berdiam diri, setiap kali kau merenung, setiap kali kau beraktivitas, 2 kata itu selalu muncul bagaikan film rusak di dalam kepalaku.
Mungkin, beberapa orang berusaha keras untuk "menghiraukannya"
Mungkin, beberapa orang berusaha keras untuk "menghancurkannya"

Mereka datang
Mengetuk pintu
Terduduk di atas sofa yang empuk
Lalu pergi
Tanpa permisi
Mungkin begitulah adanya memoar "Masa Lalu" yang tercipta
Mereka sama seperti "orang" yang mampir sejenak ke dalam rumah kita
Lalu pergi

Beberapa orang "menjerit"
"Menangis"
"Marah"
"Frustasi"
"Gila"
Hingga "Psikiater" pun tak dapat "Menghilangkan" masa lalu mereka
Ya, karena "mereka" adalah bagian dari diri kita.
Sisi kembar kita yang tergerus oleh waktu

Bagaimanapun kau mencoba untuk memisahkannya darimu
Kau tetap tidak akan pernah bisa
Karena "dia" adalah dirimu yang lain
Karena "kalian" adalah sosok kembar siam yang tak akan pernah berpisah
Biarpun ia membuatmu menjerit
Biarpun ia membuatmu menangis
Biarpun ia membuatmu menjadi gila
"Dia" adalah "Dirimu"
"Dirimu" adalah "Dia"

Tanpanya, kau tak akan pernah bisa menciptakan masa depan
Tanpanya pula, kau tak akan pernah bisa "berubah"
Karena hanya dialah, yang mampu mengubah jeritan pilu mu menjadi jeritan bahagia mu
Karena hanya dialah, yang mampu mengubah tangisanmu menjadi butiran tangis kegembiraan
Karena hanya dialah, yang mampu mengubah kegilaanmu menjadi sebuah kewarasan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Behind The Mirror Chapter 11

Di sebuah taman kota, cahaya lampu kini tengah menyaksikan sebuah pertarungan sengit antara keempat insan pemuda dan pemudi. Seorang diantaranya tengah terluka dan nafasnya kini tinggah satu-satu. Gadis itu menghela nafas sesaat sembari memegangi perutnya. “Hash...hosh....tak kusangka kalian sehebat itu.” Kata gadis bernama Tifa itu terengah-engah. Secara bersamaan earphone yang kini tengah terpasang di telinga Tifa dan Ray berbunyi. Dan kini seseorang tengah berbicara dari seberang sana. “Kalian kembalilah ! sekarang !” Perintah sang tuan. “Baik tuan.” Jawab mereka bersamaan. “Tch ! tampaknya aku tidak bisa menghabisi kalian lebih lanjut.” Kata Ray yang tengah menahan rasa sakit yang tengah mendera dirinya. “Hah !, memangnya kau mau kemana, uhuk !” Sahut Zero dengan berjalan gontai. “Selamat tinggal ! Hahaha !” Katanya sebelum akhirnya menghilang dari padang rumput itu. Sama dengan Ray, Tifa yang tengah berhadapan dengan tiga anggo...

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang Meteorologi, kira-kira apa yang tergambar dipikiran anda saat  mendengar kata itu. Mungkin kata itu masih terdengar asing bagi sebagian orang. Bahkan dulu sekali saya pernah ditanya oleh orang, "kamu besok mau masuk jurusan apa di ITB?" lantas aku pun menjawab, "Aku mau masuk jurusan Meteorologi." Sejenak, air muka sang penanya mendadak berubah terkejut. Seolah menayakan, alasan mengapa aku mau masuk prodi yang jarang sekali diminati banyak orang. "Meteorologi? Kenapa nggak masuk ke Geologi atau Geodesi? Jarang sekali loh  aku dengar banyak orang yang ngambil Meteorlogi dipilihan pertama jursannya. Emang di Meteorologi mau belajar apa? Meteor?" Mendengar perkataan itu saya hanya tersenyum dan tertawa kecil. Lantas saya pun menjawab, "Alasan saya kenapa saya milih Meteorologi karena saya bukan orang yang mainstream. Jurusan2 itu sudah terlalu mainstream, terlebih lagi diseluruh universitas di Indonesia ke...

Behind The Mirror Chapter 10

aaa Menjelang sore, ketiga anak buah dari anak Medussa tengah pergi menuju Kota Divia dan menangkap Aline. Dengan menggunakan sebuah pesawat jet super milik sang tuan mereka terbang dengan cepatnya. Tak lama kemudian pesawat tersebut berhasil mendarat dengan sempurna pada 5 km dari gerbang Kota Divia. “Tampaknya ini akan sangat susah sekali untuk masuk kedalam kota itu.” Kata seorang lelaki yang berpenampilan cool dan memiliki penglihatan super itu. “Apa yang sedang kau lihat disana Ray ?” Tanya seorang gadis yang diketahui bernama Tifa. “Hn....kulihat kota itu sedang dilindungi oleh selubung penjagaan tingkat tinggi yang tak kasat mata. Mungkin kita akan membutuhkan banyak waktu untuk membobol keamanan yang ada.” Jelas Ray panjang lebar dengan masih mengaktifkan penglihatan supernya. “Baiklah jika begitu, biarkan aku yang mengatasinya.” Kata seorang laki-laki berambut putih panjang dan bermata lavender. “Baiklah vino, kita serahkan...