Langsung ke konten utama

The Dying World


The Dying World
by : Huwaida Najla Alaudina



I could see the smoke
I could see the blood
I could see the darkness
I could feel the tears were falling down
Many people were lying on the ground
Without their breath, without their life
Left their precious things alone
I could hear the shot
I could hear the boom
And I could hear many people were shouting each other
Is this the name of peace ?
Is this the name of happiness ?
Where you could see many people were dying around you
Where you could see someone you love were lying on the ground
Without their life, without their souls
Do you remember how does peace like ?
Do you remember about the love that we shared ?
Can you even feel better when you killing each other, my brother ?
The world is crying, the world is dying
Because of us that can’t share our love each other
When we bring destruction to our brother and sister
When we were killing each other for the glory
Can you stop this madness ? and back to our life before
Please think about us
Please think about the children around the world
Please think about our life after this
And please think about our future
Where we could life after this ?
Where we could find happiness like before ?
Please stop this madness
Please end this with coolheaded
The land is dying
The forest is dying
The sea is dying
Everything are dying
There is no more life we can find in this world
Only the empty room with the darkness inside
Only the empty place that full of fears
Stand up and  end this together with love, my brother

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stories Of Us

// well oke, sebenarnya ini adalah tulisan yang udah bersarang lama banget di laptop, tapi karena alasan tertentu, akhirnya berakhirnya tulisan malang ini di blog saya yang mulai berhantu huehehe// Stories of Us Tanpa ku sadari, waktu terus berputar dengan cepat. Hingga aku pun sampai di penghujung tahun ini. Entah mengapa, tiba-tiba suasana hatiku mendadak berubah menjadi melankolis, ditambah lagi dengan iringan lagu-lagu dari biola yang tengah aku dengarkan saat ini menambah suasana semakin melankolis. Hari ini tertanggal 31 Desember 2013, menandakan bahwa hari ini adalah hari terakhir di tahun 2013. Tahun yang sebagian dianggap sebagian orang adalah tahun sial karena memiliki unsur angka sial didalamnya, yaitu angka 13. Aku heran dengan mereka yang berpikiran seperti itu, karena kesialan akan datang seiring mindset mereka akan sesuatu, dan kesialan bukan datang karena mereka mengatakan sesuatu itu sial. Walaupun ini adalah malam terakhir di tahun ini dan besok ketika ku b...

Behind The Mirror Chapter 11

Di sebuah taman kota, cahaya lampu kini tengah menyaksikan sebuah pertarungan sengit antara keempat insan pemuda dan pemudi. Seorang diantaranya tengah terluka dan nafasnya kini tinggah satu-satu. Gadis itu menghela nafas sesaat sembari memegangi perutnya. “Hash...hosh....tak kusangka kalian sehebat itu.” Kata gadis bernama Tifa itu terengah-engah. Secara bersamaan earphone yang kini tengah terpasang di telinga Tifa dan Ray berbunyi. Dan kini seseorang tengah berbicara dari seberang sana. “Kalian kembalilah ! sekarang !” Perintah sang tuan. “Baik tuan.” Jawab mereka bersamaan. “Tch ! tampaknya aku tidak bisa menghabisi kalian lebih lanjut.” Kata Ray yang tengah menahan rasa sakit yang tengah mendera dirinya. “Hah !, memangnya kau mau kemana, uhuk !” Sahut Zero dengan berjalan gontai. “Selamat tinggal ! Hahaha !” Katanya sebelum akhirnya menghilang dari padang rumput itu. Sama dengan Ray, Tifa yang tengah berhadapan dengan tiga anggo...

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang Meteorologi, kira-kira apa yang tergambar dipikiran anda saat  mendengar kata itu. Mungkin kata itu masih terdengar asing bagi sebagian orang. Bahkan dulu sekali saya pernah ditanya oleh orang, "kamu besok mau masuk jurusan apa di ITB?" lantas aku pun menjawab, "Aku mau masuk jurusan Meteorologi." Sejenak, air muka sang penanya mendadak berubah terkejut. Seolah menayakan, alasan mengapa aku mau masuk prodi yang jarang sekali diminati banyak orang. "Meteorologi? Kenapa nggak masuk ke Geologi atau Geodesi? Jarang sekali loh  aku dengar banyak orang yang ngambil Meteorlogi dipilihan pertama jursannya. Emang di Meteorologi mau belajar apa? Meteor?" Mendengar perkataan itu saya hanya tersenyum dan tertawa kecil. Lantas saya pun menjawab, "Alasan saya kenapa saya milih Meteorologi karena saya bukan orang yang mainstream. Jurusan2 itu sudah terlalu mainstream, terlebih lagi diseluruh universitas di Indonesia ke...