Teruntuk Kawanku
Kawan,Apa kabar ?
Ku harap, kehadiran ku tak akan membuatmu jenuh
Tapi, ku bisa melihat bahwa kau sudah tidak melihat ku seperti dulu kau melihat ku
Ada apa dengan tatapan itu ?
Sebuah tatapan yang menusuk dan mengusir
Apakah kau sudah tidak menginginkan kehadiranku ?
Kawan,
Ingatkah dirimu, sudah berapa tahun lamanya kita bersama ?
Bahkan kesepuluh jari jemari tanganku sudah tidak dapat menghitungnya lagi
Sudah berapa lamakah kita bersama
Bahkan aku juga tidak ingat bagaimana kita bisa bertemu dan berteman seperti ini
Aku juga tidak ingat kapan dan dimana kita bertemu
Sampai kau sudah kuanggap seperti keluarga bagiku
Tapi, apakah kau menganggapku demikian, kawanku ?
Kawan,
Sudah kesekian kalinya telinga ini mendengar berita-berita nyeleneh tentang kau dan aku
Tapi, aku tak pernah peduli
Karena aku tidak mau pertemanan kita rusak karena kabar burung itu
Hingga pada suatu ketika
Dengan kedua telingaku sendiri aku mendengar mulut dustamu mengingkarinya
Kau tahu bagaimana sakitnya mendengar itu ?
Walaupun kau hanya mengatakannya di belakangku, tapi rasanya sungguh sakit kawan
Sakit....Sakit....Sakit...dan sakit
Hati ini bagaikan teriris pisau hingga ke potongan terkecil
Kawan,
Ingatkah dirimu, jika dulu kita sering bersama ?
Ingatkah dirimu, tentang janji-janji palsu yang sering kau ciptakan ?
Serta ingatkah dirimu, pada suatu kejadian dimana kita bersenang-senang bersama ?
Aku yakin, kau pasti sudah melupakan hal-hal itu
Tapi aku, aku masih menyimpan memori itu rapat-rapat
Takut, jika suatu saat aku akan kehilangan kenangan manis bersamamu, kawan
Kawan,
Aku masih ingat, ketika pertama kali kau mendapatkan teman baru
Kau selalu menceritakan tentangnya padaku
Bahkan, setiap detik, setiap menit, setiap jam, dan setiap saat tiada hari tanpa dirinya
Kau mulai meninggalkanku bagaikan barang tak bertuan
Aku sendirian, berjalan tak tentu arah
Aku merasa cemburu pada dirimu
Tapi, aku tak akan pernah membiarkan rasa cemburu itu memakanku
Dan membuatku menjadi seperti MONSTER yang melukai kawanku sendiri
Kawan,
Tahukan dirimu ?
Walaupun dibelakangku kamu sering menyakitiku
Tapi aku tetaplah aku, selalu terbuka tuk menerima dirimu
Bahkan aku selalu membantumu disaat kau sedang terpuruk sekalipun
Tapi, apakah kamu selalu melihatku seperti aku melihatmu ?
Apakah kamu selalu mendengarku seperti aku mendengarmu ?
Ingatlah, sekeras apa pun aku bersabar demi dirimu, kesabaranku juga ada batasnya
Sesakit apapun hatiku karena tingkah naifmu, aku tak pernah bisa menolakmu
Karena apa ?, entah kau sadari atau tidak
Takdir sudah mengikat kita disaat kau dan aku belum mengenal dunia
Terkadang aku sering menyalahkan garis tuhan
Kenapa harus kamu yang muncul dan menemani setiap hari-hari ku ?
Semenjak aku kecil hingga sekarang
Kawan,
Jika aku meninggal nanti
Sudikah dirimu untuk melayat jenazahku ?
Sudikah dirimu untuk selalu mendoakanku disetiap sembayangmu ?
Sudikah dirimu untuk melihatku tuk yang terakhir kali ?
Sudikah dirimu untuk menangisi setiap kepergian ku ?
Karena, aku sungguh tak ingin membuat pertemanan kita menjadi sesuatu yang tak berarti
Walaupun, kau selalu membuat hatiku menangis
Walaupun, kau selalu bertindak ceroboh dengan sifatmu yang kekanak-kanakan
Aku selalu disini, menjadi pendengar setia yang tak bertuan
Komentar